BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — “Habis Gelap Terbitlah Terang” adalah judul buku dari kumpulan surat-surat Raden Ajeng Kartini yang terkenal. Buku itu menggambarkan perjuangannya dalam menyetarakan peran wanita Indonesia.
Semboyan itu pula yang mungkin ikut menyemangati sejumlah wanita sukses di Kota Makassar. Tiga dari sekian banyak wanita muda sukses Indonesia ini, rela membagikan kiat sukses yang telah diraih, yang tentu tidak datang dengan mudah.
drg. Fika Kurniawaty
Tetap Santun dengan Brand Fenomenal
Siapa yang tidak kenal dengan brand Chocolicious Indonesia yang fenomenal. Namanya menjadi viral di media sosial, lantaran tersebar kabar bahwa toko tersebut menolak untuk menulis ucapan Natal di atas kue yang dipesan seorang pelanggan. Saat itu kata Chocolicious paling banyak dicari warganet, seperti terpantau di Google Trends Indonesia.
Yang membuat warganet kagum, karena Chocolicious Indonesia menyampaikannya dengan cara yang santun, disertai permohoan maaf. Mereka tidak bermaksud tidak menghargai agama lain, tapi dilakukan dilakukan demi memegang prinsip agama yang diyakini. Meskipun demikian Chocolicious menyatakan tetap memberi kertas ucapan kosong, untuk diisi sendiri oleh konsumennya.
Ternyata dibalik kesuksesan Chocolicious Indonesia, ada sosok Kartini Milenial bernama drg. Fika Kurniawaty. Di tengah aktivitas sebagai dokter gigi pada malam hari, ia mengisi waktu lowong di pagi hari, dengan belajar membuat kue. Itu pun dibuat hanya untuk konsumsi pribadi.
Atas usulan adiknya, ibu kelahiran 28 November 1982 ini pun mulai berpikir untuk menjual kue hasil karyanya melalui sosial media. Ternyata penjualan brownies-nya di dunia maya membuahkan hasil yang bagus. Mulai lah istri dari Muhammad Rusmin, skm, mars ini menggunakan brand Chocolicious pada jualannya.
Dari hanya menjual kue pesanan konsumen di rumah orang tua, kemudian berkembang dengan mencoba sistem ready stock, membuka outlet pertamanya di Jalan AP Pettarani kota Makassar. Saat ini Chocolicious Indonesia sudah memiliki tiga outlet penjualan, Jalan AP Pettarani, Mall Ratu Indah, dan Trans Studio Mall Makassar. April ini, juga membuka outlet di Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar.
Meskipun seorang wanita, drg Fika telah mampu menunjukkan sikap tegas, untuk memegang teguh prinsip agama yang diyakini. Ini yang harus diacungi jempol. Kesuksesan berbisnis selayaknya tetap dalam kerangka ajaran agama.
Semua konsumen yang berkunjung ke tokonya, tanpa mengenal suku dan agama, akan diperlakukan sama. Sosoknya yang ramah dan santun, merupakan cerminan Kartini Milenial yang patut diteladani.
Hajja Hesti
Sukses Pertahankan Brand telah Melegenda
Brand Martabak dan Terang Bulan Medan sudah sangat melekat di hati pecinta makanan jenis street food tersebut. Saat ini, puluhan outletnya sudah menyebar di seluruh kota Makassar. Berbagai macam penghargaan pun pernah diterima, sebagai salah satu brand kuliner terfavorit.
Di balik nama besar Martabak dan Terang Bulan Medan yang sudah meleganda, ada sosok Kartini Milenial bernama Hajja Hesti. Ia berani mengambil tongkat estafet dari ayahnya Haji Imam Sofan, yang merintis usaha penjualan martabak dan terang bukan di Kota Makassar sejak tahun 1969. Untuk mempertahankan eksistensi dari sebuah bisnis yang telah sukses sebelumnya, bukan hal mudah. Membutuhkan komitmen dan kerja keras.
Bahkan, hadirnya usaha sejenis yang mencoba tampil dengan berbagai macam modifikasi rasa, tidak mampu menggeser nama Martabak dan Terang Bulan Medan, yang tetap komitmen dengan citarasa tradisional.
Menurut Hajja Hesti, yang paling penting saat menjalankan sebuah usaha adalah tekad yang kuat. Apapun yang dikerjakan, tegasnya, harus dijalankan dengan serius, itu akan membawa hasil yang bagus.
Menyinggung mengenai apa yang menjadi motivasinya saat bekerja, ibu yang memiliki hobi masak ini mengatakan, anak-lah yang menjadi sumber inspirasinya untuk terus bangkit menjalankan usaha. “Saya bekerja segiat mungkin, supaya anak nantinya hidupnya bisa lebih baik. Jika usaha terus berkembang, akan dapat mendukung kemajuan anak,” ujarnya penuh semangat.
Aerin Nizar
Berkarya Melalui APEMI
Selama ini orang lebih mengenalnya sebagai sosok politisi dari partai politik yang dibentuk mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudoyona. Sewaktu gagal untuk kembali duduk di kursi DPRD Provinsi Sulsel, tidak serta merta membuatnya patah semangat. Tapi justru membuatnya semakin bersemangat, untuk terus berkarya.
Saat duduk di kursi legislatf, diakui Alumnus Curtin University of Technology Perth Australia ini, merupakan ketua komisi bidang perekonomian. Sehingga dekat dengan beberapa UMKM, karena bermitra dengan Dinas Koperasi. Dari sanalah ia punya visi dan misi untuk mengembangkan pengusaha wanita yang bergerak di UMKM.
Setelah tidak lagi menjabat, Aerin memutuskan fokus mengembangkan usaha. Kini ia pun mengelola bisnis properti dan jasa konstruksi. Itu sudah lama dijalankan, sebelum duduk sebagai legislator. Darah entrepreneur mengalir dari orang tuanya.
Saat mendapat tawaran oleh Ketua IPEMI Sulsel, Andi Rosnani Smith Pabola, menjadi Ketua IPEMI Makassar, kesempatan itu tidak dilewatkan, untuk mewujudkan visinya ikut berperan dalam pengembangan UMKM yang dikelola para pengusaha wanita.
“Di IPEMI Makassar kami merangkul para pengusaha muslimah, termasuk UMKM, memberikan training ke mereka untuk menjalankan e-marketing. Harapannya bisnis mereka bisa semakin maju,” ungkap Aerin./Nur Rachmat