Jangan Jadi Pengangguran Intelektual, Mahasiswa Harus Kreatif, Tidak Manja

323
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sulsel, Abdul Malik Faisal, menyerahkan sertifikat pelatihan kepada perwakilan mahasiswa pada penutupan pelatihan di Aerotel Smile Makassar, Sabtu (10/3) siang.

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Pelatihan kewirausahaan untuk 80 mahasiswa yang diselenggarakan Kementerian Koperasi dan KUMKM bersinergi dengan Dinas Koperasi dan UMKM Sulawesi Selatan, perguruan tinggi dan Bisnis Sulawesi, resmi ditutup, Sabtu (10/3) siang. Penutupan dilakukan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sulawesi Selatan, Abdul Malik Faisal didampingi Kepala UPTD Balai Pelatihan Koperasi dan UMKM, Abdul Azis Bennu.

Dalam pemaparannya, Malik Faisal mengajak mahasiswa peserta pelatihan untuk tidak menjadi pengangguran intelektual ketika lulus nantinya. Mahasiswa harus berpikir kreatif dan tidak manja. Malik Faisal mengutip pernyataan Menteri Koperasi dan KUMKM, AAN. Puspayoga saat penandatangan MoU dengan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, perguruan tinggi dari sembilan provinsi, Senin (6/3) lalu, yang menyatakan perguruan tinggi telah mencetak pengangguran intelektual.

“Tetapi saya yakin, adik-adik tidak akan menjadi pengangguran intelektual, melainkan wirausaha atau bahkan pengusaha sukses, karena sudah memiliki bekal yang cukup untuk itu,” ujar Malik Faisal seraya menyebutkan, pelatihan ini merupakan kesempatan luar biasa bagi peserta, karena dari sembilan provinsi yang dilibatkan Kementerian Koperasi dan KUMKM, Sulawesi Selatan merupakan salah satu yang diikutsertakan. Apalagi, 20 mahasiswa yang dinyatakan lolos seleksi nantinya, mendapat bantuan penguatan modal.

“Sebagai wirausaha, adik-adik boleh meminta dorongan, minta bantuan, tetapi tidak boleh manja. Harus sebisa mungkin berusaha sendiri terlebih dahulu. Kalau sudah betul-betul butuh bantuan baru minta. Karena, kalau bisa sukses dengan jerih payah sendiri, itu akan jauh lebih memuaskan disbanding sukses karena minta bantuan sana sini,” tambahnya.

Sebagai wirausaha juga mesti kreatif. Bisa melihat peluang dengan baik. Bisa memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia, kemudian diolah, mendatangkan hasil dan bisa meningkatkan kesejahteraan.

Baca Juga :   SKST Peduli, Berbagi Bersama  Masyarakat Masamba

Malik Faisal kemudian meminta peserta pelatihan mengangkat handphone masing-masing yang notabena rata-rata produksi negara lain seperti China, Korea dan Jepang. “Tidak ada (Handphone, red) yang buatan Indonesia kan?. Suatu saat, mesti ada generasi muda yang bisa menciptakan produk asli Indonesia tetapi digunakan oleh masyarakat dunia. Dan, saya yakin adik-adik pasti bisa menyamai kemampuan anak-anak muda dari negara-negara maju,” ujarnya memotivasi.

Sementara itu, Staf Asdep Pengembangan Kewirausahaan Deputi Bidang Pengembangan SDM Kemenkop dan KUMKM, Parjiyanto, S.Pdi berharap kegiatan serupa bisa terus dilaksanakan secara berkesinambungan. Apalagi setelah melihat antusias, semangat peserta pelatihan yang tidak pernah berhenti sejak awal pelatihan hingga pelatihan berakhir.

“Semangat yang luar biasa dari peserta pelatihan. Mudah-mudahan ini sejalan dengan visi-misi dari program yang dilaksanakan kementerian, sehingga manfaatnya lebih nyata. Dari pelatihan ini, semoga lahir wirausaha-wirausaha muda yang sukses ke depannya,” harap pria yang akrab disapa Yopi.

Pelatihan kewirausahaan diikuti 80 mahasiswa yang lolos seleksi dari 150 mahasiswa yang sebelumnya mengikuti pemasyarakat kewirausahaan. Mereka berasa dari empat perguruan tinggi di Makassar, Unismuh, UMI Makassar, STIE Nobel Indonesia dan STIE Amkop. Dari 80 mahasiswa ini kemudian dijaring kembali untuk diloloskan 20 mahasiswa yang nantinya mendapat bantuan penguatan modal dari Kementerian Koperasi dan KUMKM RI. / Bali Putra