BISNISSULAWESI.COM, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan SRO didukung stakeholders, meluncurkan rangkaian inisiatif strategis 2023. Itu dilakukan untuk menjaga momentum peertumbuhan Pasar Modal Indonesia.
Dimulai normalisasi jam perdagangan bursa pada 3 April 2023 dan peluncuran Indeks Papan. Akselerasi dilakukan, 31 Mei 2023. Kemudian, 5 Juni 2023 BEI mengimplementasikan normalisasi batas Auto Rejection Bawah (ARB) tahap 1.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman menyebutkan, BEI juga melakukan pemberlakuan Peraturan Nomor I-X tentang Penempatan Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas pada Papan Pemantauan Khusus pada 9 Juni 2023 dan Peraturan Nomor II-X tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas pada Papan Pemantauan Khusus pada 12 Juni 2023.
Untuk meningkatkan inklusi dan literasi pasar modal, BEI meluncurkan aplikasi sumber informasi pasar modal Indonesia yang realtime, akurat, serta dapat diandalkan, yaitu New IDX Mobile pada 13 Juli 2023. BEI juga meluncurkan pengkinian atas Sistem Penerima Laporan Transaksi Efek (PLTE), Lelang SUN (Ministry of Finance Dealer System-MOFiDS), dan Pengawasan Transaksi EBUS (Daily Watching-DW) pada 31 Juli 2023.
“Dari sisi pencatatan efek, hingga 9 Agustus 2023, BEI berhasil menorehkan 62 pencatatan efek saham dengan nilai fund raised sebesar Rp49,15 triliun, 70 emisi obligasi, 2 Exchange-Traded Fund (ETF) baru, 1 Efek Beragun Aset-Surat Partisipasi (EBA-SP), dan 82 Waran Terstruktur sepanjang tahun 2023,” ujarnya.
Performa pencatatan efek saham, merupakan yang tertinggi dibandingkan bursa saham lain di ASEAN.
“Hingga saat ini, terdapat 886 perusahaan tercatat saham dan 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham,” tambahnya.
Minat investor untuk bertransaksi di pasar modal Indonesia juga terus meningkat. Dari sisi demand, jumlah investor pasar modal Indonesia tercatat pada KSEI meningkat 1,15 juta investor menjadi 11,47 juta investor untuk total investor saham, obligasi, dan reksa dana berdasarkan data Single Investor Identification (SID).
Khusus investor saham, terdapat peningkatan 467 ribu investor saham menjadi 4,91 juta investor saham. Ppartisipasi investor ritel pun masih memiliki porsi transaksi tertinggi yaitu 38% dari total transaksi investor saham pada tahun 2023 dengan diikuti meningkatnya partisipasi investor institusi dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
Jumlah investor saham syariah juga memiliki pertumbuhan yang signifikan. Pertumbuhan jumlah investor saham syariah dalam 5 tahun terakhir sejak tahun 2018, telah meningkat 182% dari 44.536 investor menjadi 125.638 investor pada Juni 2023. Hal ini mencerminkan keyakinan pasar masih cukup terjaga meski dihadapkan situasi ekonomi global dan domestik yang dipenuhi dengan ketidakpastian. (*/rilis)