Jaga Kestabilan Harga Pangan, Bank Indonesia BERSINERGI DENGAN BMKG

252
Kepala Kantor Perwakilan BI Sulsel, Bambang Kusmiarso bersama Sekretaris Utama BMKG, Widada Sulistya, sesaat setelah melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di Ballroom Hotel Aryaduta Makassar.

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Beberapa komoditas pangan mengalami tekanan harga, selama kurun waktu tahun 2013 hingga 2017. Komoditas tersebut diantaranya ikan bandeng/bolu, ikan layang/benggol, beras, bawang merah, dan cabai merah. Komoditi- komoditi tersebut produksinya sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca.

Hal tersebut disampai- kan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulsel Bambang Kusmiarso, usai melakukan penandatanganan kerjasama antara Bank Indonesia (BI) dengan Badan Meterorologi dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Kondisi ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) sangat dipengaruhi oleh lapangan usaha pertanian, perikanan, perkebunan, dengan pangsa sebesar 23,3 persen dari PDRB Sulsel. Penyerapan tenaga kerja pada lapangan kerja tersebut sekitar 40 persen dari total tenaga kerja.

“Besarnya peran lapangan usaha pertanian tersebut mem­buat peran sektor pertanian, perikanan dan perkebunan sangat penting, sehingga perlu dijaga dan lebih didorong produktifitasnya,” ujar Bambang.

Iklim dan cuaca yang akurat tentunya akan menjadi salah satu faktor penting yang akan sangat membantu pelaku usaha, dalam mengambil keputusan saat ini maupun perencanaan kedepan.

Dalam menjaga kestabilan harga (inflasi), peran informasi cuaca khususnya terkait informasi curah hujan dan kondisi iklim di sentra-sentra produksi, untuk komoditi utama penyumbang inflasi, tentunya juga akan menjadi salah satu faktor penting yang akan sangat membantu petani/nelayan dalam budidaya atau meningkatkan hasil tangkapan.

“Peran BMKG kami yakini dapat memberikan andil yang sangat besar dalam mendorong dalam mendorong kestabilan harga, dan upaya dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Sulsel,” paparnya./Komang Ayu

Baca Juga :   Gini Ratio Sulsel Turun, Ketimpangan di Desa Justru Naik