Jaga Demokrasi di Indonesia, dengan Pendapat yang Tetap Menghargai Orang Lain

749
POTO : ISTIMEWA
BISNISSULAWESI.COM, MAJENE – Sebanyak 704 peserta di Majene, Sulawesi Barat mengikuti Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo (30/11).
Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema saat ini adalah “Membangun Demokrasi di Dunia Digital”. Program ini juga bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Majene.
Empat orang narasumber tampil dalam seminar kali ini. Masing-masing yakni, Ketua STAIN Majene, Wasilah; Presenter dan Penyiar Radio, Metha Margaretha; Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama STAIN Majene, Anwar Sadat; dan Ketua Jurusan Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam STAIN Majene, Abdul Rahman.
Sedangkan moderator yaitu Muh Ansari dari Mafindo. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.
Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Beralih ke sesi pemaparan, materi pertama dibawakan oleh Wasilah yang menyampaikan tema “Positif, Kreatif, dan Aman di Internet”.
Menurut dia, keterlibatan media sosial dalam kehidupan berdemokrasi menuju ke arah yang lebih terbuka. Masyarakat juga tetap mendapatkan jaminan kebebasan berpendapat dan berekspresi. Adapun kegiatan demokrasi secara digital, misalnya pelaksanaan pemilu, berpendapat di media sosial, menyikapi berita hoaks, serta partisipasi secara digital.  “Masyarakat bisa juga membuat, mengubah, atau suatu opini publik. Seperti melalui aplikasi change.org,” ujarnya.
Selanjutnya, Metha Margaretha menyampaikan paparan berjudul “Bebas namun Terbatas, Berekspresi di Media Sosial”. Ia mengatakan bahwa dalam berpendapat, hal yang perlu diperhatikan, diantaranya menghindari opini yang menyulut perpecahan, mengetahui isu secara detail, pikir kembali sebelum menyampaikan komentar, ingat aturan UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), serta gunakan bahasa yang sopan santun.
Beberapa kasus yang mengancam kebebasan berpendapat, seperti perang komentar, serangan pada anonimitas, perang melawan jurnalisme, atau pemaksaan budaya. “Kebebasan bukan berarti tanpa aturan dan tetap harus menghargai orang lain,” imbuh dia.
Pemateri ketiga, Anwar Sadat, memaparkan materi bertema “Eksistensi Demokrasi di Era Digital”. Menurut dia, demokrasi bertujuan untuk menciptakan kebebasan berpendapat, menjaga keamanan dan ketertiban, mendorong keaktifan masyarakat dalam pemerintahan, membatasi kekuasaan pemerintah, serta mencegah perselisihan.
Dalam berpendapat di dunia digital, warganet harus mengedepankan pengamalan nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. “Harus saling menghormati perbedaan di ruang digital,” tuturnya.
Adapun Abdul Rahman, sebagai narasumber terakhir, menyampaikan paparan berjudul “Membangun Demokrasi di Ruang Digital”. Ia mengatakan, dalam UU ITE telah diatur berbagai pelanggaran dalam menyampaikan pendapat di dunia digital, seperti dalam Pasal 27 hingga Pasal 30 dengan ancaman hukuman maksimal hingga 12 tahun penjara dan denda Rp 12 miliar.
Oleh karena itu, warganet harus menjaga adab ketika mengutarakan pendapatnya, semisal menghindari narasi yang provokatif. “Hindari semua hal yang bisa menuai konflik, permusuhan, mengejek orang lain, foto negatif, dan pendapat yang ekstrem,” pesan dia.
Setelah pemaparan materi, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu Muh Ansari. Para peserta tampak antusias dan mengirimkan banyak pertanyaan. Panitia memberikan uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 40 penanya terpilih.
Salah seorang peserta, Jeremia, bertanya tentang cara berpendapat yang sesuai dengan batasan agar terhindar dari sanksi. Menanggapi hal tersebut, Metha Margaretha bilang, berpendapatlah berdasarkan fakta, dan jangan menyampaikan hal yang menyinggung orang lain.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.
Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.
Baca Juga :   Vaksin untuk Karyawan, Dorong Pemulihan Ekonomi