BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat rekor pertumbuhan jumlah investor saham, sejak meluncurkan program kampanye ‘Yuk Nabung Saham’ tiga tahun silam. Penambahan jumlah investor baru selama 2018, tercatat sebanyak 200.935 single investor identification (SID).
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), per tanggal 19 November 2018 lalu, total jumlah investor saham di BEI telah mencapai 829.426 SID. Jumlah tersebut meningkat 31,97% dibanding jumlah investor yang tercatat akhir 2017 sebanyak 628.491 SID.
“Penambahan jumlah investor baru saham di BEI ini, merupakan yang tertinggi sejak 38 tahun diresmikannya kembali Pasar Modal Indonesia. Sementara itu, secara umum jumlah investor pasar modal di Sulawesi Selatan (Sulsel) per September 2018 mencapai 25.213 investor, tumbuh signifikan 61,36% year on year (yoy).
Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Sulsel, Fahmin Amirullah mengatakan, penambahan investor cukup baik di Sulsel, seiring dengan pemahaman masyarakat yng juga cukup baik terhadap pasar modal.
“Ini berdampak pada minat untuk berinvestasi, melalui instrumen yang ada di pasar modal, seperti saham, obligasi, reksadana,” kata Fahmin. Dari jumlah tersebut, secara umum di dominasi oleh kaum milenial. Berdasarkan data dari BEI Sulsel, usia 18-30 tahun= 41,1%, usia 31-40 tahun= 26.9%, dan usia 41 tahun keatas= 32%.
Menurut Fahmin, banyaknya komunitas-komunitas milenial yang muncul dan concern terhadap pengembangan diri, termasuk hal-hal dalam berinvestasi yang benar, menjadi virus positif yang turut mendongkrak pertumbuhan investor.
“Selain itu, peranan galeri investasi BEI di perguruan tinggi sangat membantu dalam penyebaran informasi, dan munculnya komunitas-komunitas milenial yang ada. Kalau investor dari galeri rata-rata investor milenialnya sangat mendominasi sekitar 80an persen,” jelasnya.
Inovasi yang dilakukan sekuritas dalam hal online trading, diyakini turut membantu tumbuhnya investor milenial, yang sangat menggandrungi gadget. Fahmin meyakini, kedepan potensi bertumbuhnya investor yang berasal dari kaum milenial, sangat besar yang kemudian dapat menopang pertumbuhan ekonomi.
“Potensinya sangat besar. Kedepannya pertumbuhan ekonomi kita, termasuk pasar modal, akan ditopang investor milenial, sebagai penggerak ritel, karena di prediksi kedepan, kita akan memperoleh bonus demography,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, galeri investasi kampus sendiri bertujuan untuk mengenalkan kaum milenial, dalam hal ini mahasiswa untuk mengenal lebih jauh tentang bursa efek. / Komang Ayu