BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Nilai investasi di Sulawesi Selatan (Sulsel) hingga triwulan III-2024 mencapai Rp9,8 triliun atau sekitar 57,65 persen dari target sepanjang 2024 sebesar 17 triliun. Target ini lebih besar Rp1 triliun dibanding pencapaian tahun lalu.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Asrul Sani mengatakan hal itu saat dimintai konfirmasi di sela-sela pembukaan Anging Mammiri Business Fair (AMBF) × South Sulawesi Investment Forum (SSIF) 2024 di Sandeq Ballroom Hotel Claro Makassar, Rabu (20/11/2024).
Asrul Sani menyebutkan, para investor berskala besar biasanya berkewajiban melaporkan kegiatan penanaman modalnya per semester. Oleh karenanya, ia berharap, di semester II-2024 (Desember 2024, red) semua perusahan yang sudah berinvestasi menyampaikam laporannya.
“Semoga target Rp17 triliun bisa tercapai hingga Desember 2024, karena tahun lalu (2023, red) kami capai Rp16 triliun,” harapnya.
Asrul Sani menambahkan, pada 2025, pihaknya tengah menyusun peta potensi investasi dalam rencana umum penanaman modal yang mengikuti rencana pembangunan jangka Panjang 2025-2045. Di mana, akan digali semua sektor potensial, kemudian didorong dan dipromosikan kepada beberapa negara agar investor dari negara tersebut tertarik menanamkan modalnya di Sulsel.
Bukan hanya mendorong dibagian hilir atau produknya, namun juga mendorong di bagian hulu atau budidayanya. Investasi harus dilakukan terintegrasi untuk menjamin keberlanjutan.
“Itu yang menjadi konsentrasi kami ke depan bahwa investasi itu harus didorong dari hulu ke hilir. Kami bangun industrinya, produknya, dan bahan bakunya juga harus mendukung,” katanya
Selama ini, investasi di Sulsel masih didominasi sektor pertambangan. Padahal, Sulsel memiliki berbagai potensi. Seperti rumput laut, yang sejauh ini sudah banyak di ekspor ke Cina, yang mana, untuk rumput laut ini ditawarkan di dua kabupaten, Luwu Timur dan Bone.
“Ada juga sektor pariwisata, kami tawarkan Pasi Gusung di Kabupaten Selayar, kemudian Kabupaten Bone dengan sapi potongnya dan beberapa proyek investasi lain,” sebutnya seraya menambahkan melalui AMBF x SSIF 2024, Pemprov Sulsel mempromosikan seluruh potensi yang ada.
Pemprov Sulsel sudah memiliki Perda tentang investasi sehingga berpeluang menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk menarik masuknya investor dan memberi kemudahan pemilik modal dalam berinvestasi. Karena, menurut Asrul Sani, salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi adalah investasi.
“Kalau tidak salah, secara nasional 25 persen investasi telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Sejalan dengan program presiden bahwa target ke depan pertumbuhan ekonomi 8 persen. Jadi, tidak ada alasan tidak mendorong investasi,” jelasnya.
Seorang investor asal India yang hadir pada AMBF x SSIF 2024, Jagdish Verma mengaku siap berinvestasi di Sulsel di berbagai sektor, termasuk membangun pabrik dengan nilai investasi menyesuaikan dengan potensi.
“Kalau potensinya besar, bisa membangun pabrik besar, kalau potensinya kecil, bisa bekerjasama dengan pengusaha lokal,” katanya.
Ia mengaku masih menjajagi beberapa tempat, salah satunya Kabupaten Barru. Sembari mengumpulkan informasi-informasi yang selama ini diterima. “Kalau nanti informasi yang saya dapatkan lengkap dan memungkinkan untuk berinvestasi, ok, saya berinvestasi,” katanya.
Ia juga tidak menutup kemungkinan akan berinvestasi dibidang pariwisata dengan mendatangkan turis asal India yang selama ini dominan tujuan ke Bali. Jika memungkinkan ditawarkan industri pariwisata yang berbeda dengan yang selama ini sudah ada di tempat lain.
Sementara itu, AMBF x SSIF sendiri merupakan Upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan mendorong percepatan perdagangan dan investasi di Sulsel. Digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan (BI Sulsel) bersama Pemprov Sulsel bersinergi di Sandeq Room, Hotel Claro Makassar, selama dua hari, Rabu dan Kamis, 20 dan 21 November 2024. Kegiatan ini diharapkan dapat membangun persepsi positif investor dan buyer internasional mengenai iklim investasi dan perdagangan di Sulsel.
Kegiatan ini juga mempertemukan secara langsung UMKM dan pemerintah kabupaten/kota di Sulsel dengan para buyer dan investor dari berbagai negara seperti UK, India, Cina, Jepang, Uni Emirat Arab, Iran, dan Mesir.
Bali Putra