BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Industri Bank Perkereditan Rakyat (BPR) mengalami perlambatan akibat pandemi Covid 19. Aset BPR mengalami perlambatan -3,51 persen year on year (yoy) menjadi Rp 1,80 triliun. Begitu pula dengan penyaluran kredit yang juga mengalami perlambatan sebesar -3,49 persen yoy menjadi Rp 2,40 triliun.
Hal itu disampaikan Kepala Kantor OJK Regional 6 Sulawesi, Maluku dan Papua, Mohamad Nurdin Subandi saat Press Confrence kegiatan Bulan Inklusi Keuangan 2020 di Hotel Aston Makassar, Jumat (09/10/2020).
Berbeda dengan BPR kata Mohamad Nurdin Subandi, industri perbankan syariah justeru terus menunjukkan pertumbuhan. Aset perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan tinggi 8,18 persen year on year (yoy) dengan nominal Rp 8,89 triliun. Pertumbuhan aset perbankan syariah, lebih tinggi dibanding pertumbuhan aset perbankan konvensional 0,21 persen yoy dengan nominal Rp 142,40 triliun.
Bahkan, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah mencatat pertumbuhan double digit 14,47 persen yoy dengan nominal Rp 6,26 triliun.
“Ini juga lebih tinggi dibanding pertumbuhan DPK perbankan konvensional 7,12 persen yoy dengan nominal Rp 99,15 triliun,” kata Mohamad Nurdin Subandi.