BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Index Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal dalam grafik daily dan weekly, berhasil melewati target resisten 6,500 yang telah diproyeksi pada skenario Flash Alert sebelumnya. Menurunnya positivity rate Covid-19 saat ini, sekaligus menurunnya level kebijakan PPKM membuat mobilitas masyarakat semakin meningkat, sehingga ekonomi di dalam negeri dapat bergerak kembali.
Selain itu seiring dengan rally-nya harga komoditas seperti Coal, Oil dan juga CPO membuat negara kita sangat diuntungkan karena Indonesia adalah salah satu eksportir utama komoditastersebut. Tercatat neraca perdagangan kita surplus menjadi USD 4,37 Milyar pada September 2021 dari USD 2,39 Milyar pada bulan yang sama tahun sebelumnya.
Eskpor melonjak 47,64% dibandingkan tahun sebelumnya, didorong oleh produk migas dan non-migas. Impor juga melonjak 40,31% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu investor asing yang selama ini menjadi salah satu motor penggerak IHSG, telah melakukan pembelian bersih sebanyak 30 Triliun khususnya di saham perbankan sepanjang 3 bulan terakhir, sehingga menjadi katalis positif pada pergerakan IHSG kedepannya.
Namun di sisi lain terdapat kekhawatiran global akan tingginya inflasi yang didukung dengan munculnya fenomena krisis energi di berbagai negara seperti China, Eropa hingga india. Selain itu tapering-off akan dilaksanakan pada pertengahan November atau Desember dan musim rilisnya kinerja emiten kuartal tiga yang diprediksi melambat akibat merebaknya kasus covid serta PPKM berpotensi memberikan katalis negatif pada pasar saham.
IHSG dalam grafik daily (Gambar 1) berhasil break upper bullish channel di level 6,420 dan 6,500 (level tertinggi selama setahun). Resisten 6,630 juga berhasil terlewati pada jumat. Sehingga jika IHSG dapat bertahan diatas level 6,630, maka IHSG berpotensi melanjutkan rally-nya menuju resisten terdekat 6,700 dalam jangka pendek.
Namun jika IHSG tidak dapat bertahan di area tersebut, maka IHSG berpotensi kembali melemah menuju level 6,500. Sementara IHSG pada grafik weekly (Gambar 2) berhasil breakout level tertinggi setahun terakhir, sehingga membuat IHSG berpotensi untuk melanjutkan bullish trend jangka panjang. Jika IHSG bertahan diatas level 6,500, maka IHSG berpotensi menuju resisten 6,800 (target pola descending triangle) dan jika level 6,800 tertembus maka IHSG berpeluang menuju level 7000-7100. Namun jika IHSG gagal bertahan di atas level 6,500, maka IHSG berpeluang kembali ke area konsolidasi 6,200 – 6,30.
Sumber : BRIDanareksa Sekuritas