BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Dunia hotel bukan lah hal baru bagi Kartika, yang saat ini menjabat Marcom Manager Harper Perintis Makassar. Ia banyak terinspirasi dari ayahnya yang dulu juga berkarir di hotel.
Sewaktu kecil, sebenarnya ibu kelahiran 22 April ini memiliki cita-cita ingin menjadi guru. Tapi niat itu diurungkan, dengan memilih melanjutkan sekolah di SMK Negeri 8 Makassar, dan mengambil jurusan perhotelan.
“Saya masuk di SMK, karena berpikir lulusannya bisa mudah dapat kerja, karena sudah belajar keahlian dunia kerja. Pas lulus, ternyata memang langsung ditawari pekerjaan di rumah makan milik mantan Gubernur Sulsel HM Amin Syam,” tutur Tikha, sapaan akrabnya.
Dengan niat ingin mengembangkan karir lebih tinggi, penggemar film Marvel Cinematic Universe (MCU) ini melanjutkan kuliah di Quality Tourism School. Pasca lulus, langsung diterima bekerja di Grand Clarion Hotel Makassar (sekarang bernama Claro Makassar, sebagai Guest Service Agent (GRA).
Hampir setahun bekerja di hotel milik Phinisi Hospitality ini, Tikha pindah ke Aryaduta Makassar. Di hotel ini karirnya menanjak cukup drastis. “Saya pindah ke Aryaduta sebagai Guest Relation Officer (GRO). Itu bukan lah hal mudah, karena standarisasi yang dipakai adalah standar internasional. Apalagi GM nya bule terus. Yang saya dapat itu Pak Juergen Fischer. Beliau orang Jerman, sangay disiplin dan tidak bisa bahasa Indonesia,” ungkap Tikha.
Selama dua tahun di GRO, kemudian dipromosikan ke PR officer, belajar mengenai promosi dan media relation. Meskipun hal baru baginya, tapi berkat didikan dari manager-nya, itu semua bisa dijalankan dengan baik.
Kemudian Tikha pindah ke Horison Ultima Makassar dengan jabatan PR Manager. Kalau dulu mengikuti perintah atasan untuk meng-handle promosi, disana ia yang mengatur program kerja promosi. Sebuah tanggung jawab yang besar.
Setahun di Horison Ultima Makassar, dipanggil kembali ke Aryaduta Makassar, dengan jabatan sbgai Asisten General Manager (GM). Karena GM nya berkebangsaan Perancis, tidak bisa Bahasa Indonesia, maka ia juga sebagai translator.
Selama satu setengah tahun di Aryaduta Makassar, Tikha memutuskan vakum sementara, karena sedang menjalankan program memiliki bayi. Setelah 18 bulan vakum, kembali ke hotel dan kembali menangani promosi di Four Points by Sheraton Makassar. Saat pindah ke Harper Perintis Kota Makassar, dipercaya sebagai Marcom Manager.
“Tantangan seorang public relation saat ini berbeda dengan dulu. Kami selalu harus update dan melek teknologi, tidak sekedar media relation, rilis dan iklan saja. Tapi lebih meluas ke promosi secara offline dan online. Atau lebih dikenal dengan istilah digital marketing,” ujar Tikha.
Seorang public relation saat ini, harus mampu melihat potensi market segmen yg berkembang. Teknik lama sekarang tidak bisa digunakan lagi. Sekarang lebih diefektifkan digital marketing, karena lebih murah dan efisien.
Menurutnya, seorang Public Relatin tidak hanya menyentuh above the line, tapi juga below the line. Masing-masing hotel berbeda segmentasi yang disasar, tentu berbeda juga tantangan yang dihadapi./Nur Rachmat