BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar melalui Dinas Perdagangan, mengerahkan tim untuk melakukan pengawasan di pasar-pasar tradisional, terkait harga telur ayam yang terus melambung tinggi. Tugasnya mengantisipasi sekaligus mengecek kemungkinan adanya praktik spekulan di balik lonjakan harga komoditas pangan.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Makassar, Andi Muhammad Yasir mengatakan, keberadaan tim yang ditugaskan di pasar-pasar tradisional, merupakan upaya pencegahan terhadap kemungkinan adanya praktik spekulan. “Kami antisipasi saja, jangan sampai ada spekulan. Kami juga awasi kalau ada yang menimbun,” tambahnya.
Pantauan di 10 pasar tradisional lingkup Kota Makassar, Yasir mengakui harga telur ayam cenderung masih tinggi. Harganya bervariasi, bahkan ada yang membanderol hingga Rp 55 ribu per-rak. Tapi ada juga yang bertahan pada angka Rp 45 ribu per-rak.
Yasir menyebut, ada kemungkinan harga telur ayam melambung diakibatkan kurangnya suplai. Pasar di kota Makassa, memang hanya menerima pasokan dari daerah-daerah penyangga, Maros, Gowa, Takalar dan sekitarnya.
Kurangnya pasokan berbanding terbalik dengan jumlah permintaan konsumen yang terus naik. Kondisi tersebut disinyalir memicu kelangkaan telur ayam, dan membuat harganya kini di atas normal.
“Bisa jadi juga memang induk ayam petelur yang kurang di daerah. Tapi kami tetap bergerak untuk melihat langsung kemungkinan adanya spekulan. Jika ada yang kedapatan, laporkan ke satgas pangan,” tegas Yasir.
Sebagian warga Makassar mengeluhkan harga ayam yang terus naik beberapa hari terakhir. Salah seorang warga Jalan Cendrawasih, Narti menyampaikan, harga telur di pasaran kini sangat jauh berbeda dengan beberapa bulan sebelumnya. /Komang Ayu