BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR —Tren halal tourism sedang menggema di berbagai belahan dunia. Sejumlah negara pun berlomba terjun ke industri itu, termasuk Indonesia.Kementerian Pariwisata menyatakan Indonesia berpotensi untuk menjadi pusat kawasan pariwisata halal di dunia. Hal itu dikarenakan sarana yang menunjang untuk itu sudah tersedia. Apalagi Lombok, Nusa Tenggara Barat, dinobatkan sebagai destinasi halal terbaik dalam ajang internasional World Halal Travel Summit 2015.
Sayangnya, menurut Ketua Tim Percepatan Pengembangan Halal Tourism Kementerian Pariwisata RI, Riyanto Sofyan, hingga saat ini pemahaman masyarakat terkait halal tourism masih minim.
“Pengembangan tahap awal halal tourism saat ini adalah mengubah mindset masyarakat. Halal tourism itu bukan hanya untuk masyarakat muslim saja,” ujarnya ditemui saat Rakerda BPD PHRI Sulsel di Bulukumba.
Halal tourism sudah sejak lama dilirik, bahkan dijalankan oleh negara lain yang notabene bukan lah berpenduduk muslim. Thailand sejak 1997 sudah mulai melakukan penelitian pengembangan halal trourism. Australia membuka restoran halal untuk wisatawan muslim di semua team park-nya. Ada juga Italia dengan Rimini Beach-nya, yang memisahkan antara area wanita dan pria, dan masih banyak lagi.
“Penguatannya lagi adalah populasi muslim di Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara lain,” tambahnya.
Kesuksesan kedua hal tersebut, menjadi motivasi pemerintah provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) bersama beberapa stake holder industri pariwisata, bertekad untuk menjadikan daerah ini sebagai ikon dari industri halal tourism di Indonesia.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel misalnya, bertekad mendukung sekaligus ikut berperan serta dalam pengembangan halal tourism, yang memiliki potensi besar dalam peningkatan pariwisata. Daerah ini tidak bisa semata-mata hanya bergantung pada industri Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE).
Ketua PHRI Sulsel Anggiat Sinaga mengatakan, pihaknya menargetkan 100 hotel dan juga 300 restoran yang bakal dijadikan destinasi halal. Ini diharapkan akan dapat meningkatkan pariwisata, karena halal tourism telah menjadi lifestyle.
Dijelaskan CEO Phinisi Hospitality ini, halal tourism bukan akan mempersempit pasar pariwisata Sulsel. Namun ini akan menjadi pintu bagi peningkatan kunjungan wisatawan, karena halal tourism dapat dinikmati oleh semua umat, bukan hanya muslim. Bahkan pihaknya akan membuat Toraja sebagai daerah destinasi halal pertama di daerah ini. /Komang Ayu