BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, optimistis bisa mempertajam program perioritas nasional di Sulsel. Seperti untuk mengatasi kemiskinan ekstrim dan penurunan stunting.
“Ini sebenarnya peluang ya, karena RPJMD lima tahun 2018-2023 sudah selesai sesuai masa jabatan gubernur,” ungkap Bahtiar, usai pemaparan bersama Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP), di Hotel Four Point Makassar, Kamis (05/10/2023).
Dikatakan Bahtiar, keberhasilan pemerintah adalah keberhasilan masyarakat. Apabila masih ada kemiskinan ekstrim, pemerintah butuh kerja keras menuju kesejahteraan masyarakat.
Apalagi, kemiskinan ekstrim di Sulsel saat ini masih 8 persen, kemudian stunting sendiri masih di angka 27 persen. Untuk mengatasi dua hal tersebut, harus dengan menciptakan pendapatan baru masyarakat agar keluar dari kemiskinan ekstrim.
“Bagaimana kita menyelesaikan, ternyata stuntingnya masih 27 persen. Lalu bagaimana untuk atasi inflasi dan berbagai macam,” ujarnya.
Masih ada juga gizi buruk. Kata kunci dari semua itu adalah kemiskinan.
“Apa obatnya kemiskinan? Iya harus diberikan pendapatan. Terjadi kemiskinan, intinya karena tidak memiliki pendapatan,” cetusnya.
Kemiskinan diakui ada dua penyebab utama, kultural dan struktural. Sebagai pemerintah, tidak boleh pasrah melihat masyarakat malas, harus bisa memotivasi masyarakat lebih giat.
Hadir dalam acara tersebut, perwakilan dari Kemenpan RB, Kepala BKAD Setda Pemprov Sulsel, Kepala Dinas Sosial, Kepala Balitbangda Sulsel, Dinas Kesehatan Sulsel, dan seluruh stakeholder lainnya. (*)