BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Datang ke Sulsel, belum langkap rasanya kalau belum mencicipi aneka kuliner atau makanan serba ikan. Makanya tak salah,kalau daerah ini kerap dijuluki “Surga” bagi para penikmat ikan segar.
Berangkat dari itulah, maka H.Parawansa Dg.Lapang melirik potensi perikanan tersebut untuk disajikan dalam bentuk lain, yakni berupa telur ikan terbang. Apalagi, jenis makanan laut ini sangat digemari oleh negara negara Eropa dan Asia Tenggara.
Usaha itu telah digeluti pria asal kabupaten Takalar tersebut sejak tahun 1989 silam. Pemilik PT Boddia Jaya ini menyebut, permintaan telur ikan terbang dari berbagai negara kian tahun kian meningkat, terutama dari negara Jepang, Korea, Cina dan Taiwan.
“Setiap bulan saya mengirim satu kontainer ke negara-negara tujuan, dan permintaan mereka pun kadang kami kewalahan memenuhi,” kata Parawangsa kepada Bisnis Sulawesi, Selasa (28/11/2017).
Ia menyebut, telur ikan terbang ini memang memiliki ada musim tertentu mulai dari bulan Mei hingga September, lima bulan inilah ikan terbang bertelur. “Satu musim paling saya menerima Rp 50-100 miliar, dan untuk telur ikan terbang yang sudah dikeringan harganya 40 dollar AS/kg, sementara yang masih basah sekitar 12 dollar AS/kg-nya,” jelasnya.
Ia menambahkan selain negara negara di Asia, juga banyak permintaan dari beberapa daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung dan Jogjakarta. “Kalau mereka biasa langsung datang di pengolahannya sendiri, sementara untuk kebutuhan berbagai restoran di Makassar juga mereka langsung datang, ” katanya.
Dg.Lapang, demikian ia kerap disapa. Pria ini mengaku mulai merintis telur ikan terbang ini sejak dari tahun 1989, bahkan ia mengaku menggelutinya barawal dari nol.
“Awalnya saya menjadi pekerja ikan terbang beberapa tahun, namun saya berfikir akan mengelolah telur ikan terbang ini dengan baik, sehingga saya berhenti menjadi pekerja untuk membina para nelayan,” kisahnya.
Bak gayung bersambut, impiannya itu pun kini sudah terwujud berkat kersa keras dan ketekunannya selama ini. Dan usahanya pun berkembang hingga saat ini telah mempekerjakan 400 orang karyawan. “Bekerja adalah ibadah.Apalagi ini amanah karena para pekerja menaruh nasib hidupnya di usaha ini,” tuturnya. / Komang Ayu