BISNIS SULAWESI, MAKASSAR – Grab, everyday superapp terkemuka di Asia Tenggara, mengumumkan program kontribusi sosial miliknya, bernama Grab for Good. Ini bertujuan untuk memberdayakan lebih banyak masyarakat Asia Tenggara, untuk menjangkau sejumlah akses krusial ke teknologi, peningkatan keterampilan dan layanan digital, yang bagi sebagian orang merupakan kesempatan pertama kalinya.
Hal ini akan mendorong masyarakat untuk menjadi bagian dari ekonomi digital, yang tengah tumbuh dengan pesat, dan memberikan lebih banyak pilihan serta kesempatan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik.
Dengan memanfaatkan kapasitas teknologi, platform, dan kerja sama, Grab telah menetapkan sebuah misi besar untuk program Grab for Good, yang akan dicapai pada tahun 2025.
“Grab bertekad meningkatkan literasi digital dan inklusi, bagi lebih dari 3 juta masyarakat Asia Tenggara pada tahun 2025, melalui kemitraan dengan pemerintah, perusahaan swasta dan organisasi nirlaba,” tutur Anthony Tan, Group CEO & Co-founder Grab
Ditambahkannya, wirausahawan mikro merupakan inti dari model bisnis Grab. Sementara bisnis skala kecil menjadi nadi dari perekonomian Asia Tenggara. Agar mereka dapat melakukan efisiensi biaya dan meningkatkan produktivitas dengan memanfaatkan teknologi, Grab akan membantu lebih dari 5 juta pebisnis tradisional dan merchant kecil, disamping 5 juta wirausahawan mikro yang telah tergabung dalam platform Grab, untuk mendigitalisasi alur dan proses kerja mereka.
Membangun angkatan kerja yang siap menyambut masa depan. Enam belas persen generasi muda di Asia Tenggara ingin bekerja di sektor teknologi masa depan. Grab ingin melatih 20.000 siswa, melalui inisiatif pengembangan talenta teknologi, bekerja sama dengan institusi pendidikan, lembaga nirlaba dan perusahaan teknologi terdepan.
Untuk mencapai misi-misi ini, ungkap Anthony, ada dua inisiatif unggulan di bawah program Grab for Good; sebuah pelatihan peningkatan keterampilan dan literasi digital yang bekerja sama dengan Microsoft, dan inisiatif “Mendobrak Sunyi”, yang memberikan kesempatan bagi orang dengan keterbatasan pendengaran, untuk dapat berpartisipasi lebih baik dalam ekonomi digital melalui ekosistem Grab.
Dua inisiatif ini, merupakan permulaan dari rencana tahunan Grab untuk mendukung setiap orang dan bisnis skala kecil, dengan kemampuan teknologi yang krusial, serta sebagai pembekalan agar bisa berkembang dalam ekonomi digital baru. Inisiatif lainnya akan diumumkan selanjutnya tahun ini.
“Asia Tenggara siap menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia pada tahun 2030, namun pada kenyataannya tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk ikut tumbuh bersama Asia Tenggara yang tengah tumbuh. Jika sektor swasta secara aktif menciptakan program-program untuk komunitas lokal, maka teknologi dapat lebih dijangkau oleh lebih banyak orang, dan proses pembelajaran keterampilan-keterampilan baru dapat dengan segera mengubah kehidupan lebih banyak orang di Asia Tenggara,” tegas Anthony.
Nur Rachmat