BISNISSULAWESI, MAKASSAR — Produk elektronik asal China, saat ini mulai mendapatkan kepercayaan masyarakat. Hal ini tidak lepas dari kualitas yang mulai ditunjukkan, sehingga mampu bersaing dengan beberapa merek dagang dari negeri Eropa dan Amerika.
Seiring dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap produk asal China, menurut Supervisior D’Sound cabang Makassar, pertumbuhan penjualan produk elektronik pada semua jenis setiap tahun mencapai 15-20 persen. Kenaikan ini tidak hanya pada merek-merek yang sudah branded, tetapi juga produk asal China.
“Produk China saat ini sudah tidak kalah dengan produk lain. rata-rata yang masuk ke Indonesia adalah Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) ataupun prinsipal langsung, sehingga sudah memperhatikan kualitas. Hal ini berbeda dengan beberapa tahun lalu, ketika krisis moneter, yang masuk rata-rata bukan prinsipal langsung, sehinga kualitas tidak ada yang bisa menjamin,” katanya. Untuk di D’sound sendiri, hampir 70 persen menjual barang elektronik yang berasal dari CHina. Mulai dari home audio, personal radio, multimedia, selalu mengalami peningkatan penjualan.
“Sebulan kami biasa terjual 10 paket barang elektronik merek China. Penjualan di Makassar cukup besar, dan rata-rata yang beli di usia 30 atas, dan mayoritas etnis Tionghoa yang beli,” ungkapnya
Tak hanya barang elektronik rumahan yang laris manis, smartphone yang berasal dari China juga laris manis di pasaran. Contohnya Xiaomi, perusahaan teknologi asal negeri tirai bambu yang didirikan pada tahun 2010 ini, sering dianggap sebagai Apple dari China. Perusahaan ini menjadi ”unicorn” paling bernilai di dunia pada tahun 2014.
Meskipun terkenal dengan smartphone yang berkualitas tapi terjangkau, Xiaomi sebenarnya tidak hanya memproduksi smartphone. Perusahaan ini secara agresif membangun sebuah ekosistem perangkat pintar yang terkoneksi, termasuk TV pintar, pembersih udara pintar, kamera olahraga pintar, perangkat VR, drone, dan bahkan rice cooker pintar.
“Di toko kami, Xiaomi yang masih mendominasi penjualan. Kemudian disusul Vivo dan OPPO. Sebulan hampir 30 smartphone Xiaomi terjual, mungkin karena murah dan spesfikasinya juga sudah bagus,” tutur Cerry, pemilik toko Smartphone Jaya, yang beralamat di Jalan Rappocini.
Dijelaskan, bukan hanya ketiga smartphone itu yang unggul dari penjualan, brand Huawei juga memiliki pasar tersendiri, dan peminatnya cukup banyak.
“Huawei juga banyak peminatnya, apalagi anak remaja, Siswa SMP dan SMA banyak juga terjual. Saya biasa order 50 smartphone setiap bulannya ke daerah Luwu Utara, karena pemesannya banyak dari sana. Kenetulan kami juga menjual smartphone melalui online. Dan pemesannya juga sebagian besar pesannya merek Huawei,” tuturnya. /Komang Ayu