BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Forum Corporate Social Responsibility (CSR) siap mendukung program prioritas Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin. Khususnya dalam hal budidaya pisang cavendish.
Ketua Umum Forum CSR Sulsel, La Tunreng mengatakan, program prioritas Pemerintah Provinsi Sulsel budidaya pisang cavendish sangat menguntungkan bagi masyarakat Sulsel.
“Mari kita bantu program strategis Gubernur Sulsel. Ini adalah tanaman bisnis, baik untuk masyarakat Sulawesi Selatan,” kata La Tunreng dalam sambutannya, di acara Diskusi Forum CSR bersama Pj Gubernur Bahtiar di Pelataran Inninawa Rujab Gubernur Sulsel, Rabu (15/11/2023) malam.
Menurut La Tunreng, pisang cavendish ini adalah tanaman bisnis yang sangat berkualitas. Apalagi, skema bisnisnya sudah jelas. Perbankan siap membantu dalam hal pembiayaan dan di hilir pasarnya sudah siap.
“Jadi sudah jelas skemanya, sudah ada bank sebagai sumber pembiayaan, sudah ada pengusaha yang akan membeli dan ada OJK yang mengawasi, ada kami (Forum CSR) juga yang menyediakan bibitnya,” urai La Tunreng.
Ia mengungkapkan, pihaknya sudah mempertimbangkan banyak hal, sehingga berani mendukung program budidaya pisang cavendish tersebut. Dengan adanya keterlibatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga perbankan, artinya sudah melewati perhitungan yang sangat matang dari segi bisnis.
“Ini program jelas dan aman sekali, baik bagi petaninya maupun bagi dunia perbankan. Apalagi untuk ekonomi masyarakat dan daya beli masyarakat nantinya. Jadi kalau sudah bagus ekonomi masyarakat, itu akan menjadi penyebab kenaikan pengambilan kredit masyarakat dan tentu daya beli masyarakat,” tutur La Tunreng.
Untuk itu, lanjut La Tunreng, seluruh perusahaan tidak perlu ragu untuk menyalurkan CSR nya kepada pemerintah. Pasalnya, ini program peningkatan kualitas ekonomi masyarakat yang diinisiasi Pj Gubernur Provinsi Sulsel, Bahtiar Baharuddin. Pemerintah juga bekerjasama dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar untuk pengembangan bibit pisang cavendish tersebut.
“Kebutuhan mencapai satu miliar pohon,” pungkasnya.
Pengusaha Pisang Cavendish, Rio Airlangga, menjelaskan, pihaknya selain membimbing langsung proses penanaman, pemeliharaan dan pengadaan bibitnya, juga telah menyiapkan tiga skema pasar pascapanen pisang cavendish tersebut. Sebagai offtaker atau pemasok kebutuhan industri, pihaknya fokus penyelesaian target penanaman di lahan 500.000 hektare yang ada di kabupaten kota se-Sulsel.
“Saya optimistis marketnya masih menjanjikan untuk kebutuhan pisang. Saya akan lebih fokus pada pisang di Provinsi Sulawesi Selatan,” kata Rio.
Sebagai offtaker, ia menngaku sudah memetakan satu miliar bibit. Ada yang lebih cepat dengan sistem bonggol yang semai bisa menghasilkan 15-20 bibit dari satu bonggol pisang. Pihaknya dari segi hilir sudah siap dan sudah melakukan opening pertama di Kota Makassar.
Khusus untuk market sendiri, pihaknya sudah menyediakan tiga skema. Pertama pasar lokal, kedua pasar industri dan ketiga pasar ekspor ke 65 negara tujuan. Termasuk Arab Saudi yang sudah melakukan MoU belum lama ini untuk ekspor pisang cavendish tersebut.
“Masyarakat kita akan merasa diuntungkan dengan budidaya pisang ini. Karena ini dari segi ekonominya satu hektare bisa menghasilkan sampai Rp300 juta. Dari segi pasar, saya jaminannya. Ini sudah ada perbankan dan OJK yang mengawasi,” tutupnya. (*)