BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Bisnis pariwisata di era disrupsi, berkembang sangat pesat dalam kehidupan masyarakat modern. Hal ini terbukti dengan kehadiran sarana digital, yang mampu menyediakan layanan informasi secara efektif, efisien dan akurat, serta sarat akan pemenuhan kebutuhan bagi para pelanggan, maupun pengguna suatu aplikasi internet dan mobile.
Beberapa aplikasi yang cukup popular seperti instagram, maps, wisata lokal travel Indonesia, TripAdvisor, Isikota, Jejakku, Waze, Wis Semar, Google Trips, Wisata 360, PergiKuliner, Gojek, dan masih banyak lagi yang telah membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan wisata.
Berbagai layanan yang diciptakan dan ditawarkan akan berorientasi pada konsep smart tourism, di mana saat ini sudah sebagian besar wisatawan menggunakan sistem berbasis pada digitalisasi. Sistem smart tourism juga mulai mengarah pada pengelolaan data ke arah konsep big data, menawarkan karakteristik berupa volume, velocity, variety, veracity, dan value.
Karakteristik ini memerlukan akomodasi dalam desain solusi dan arsitektur lingkungan, analitik dengan tujuan melakukan analisis data sedemikian rupa, sehingga hasil akan lebih berkualitas tinggi, dengan ketepatan waktu serta dapat memberikan nilai optimal bagi perusahaan dan dunia usaha.
Dalam perkembangan saat ini, sebagian besar agen travel juga masih terfokus pada paket seperti wisata agama (religi) dan motivasi rohani. Agen-agen travel di Indonesia, umumnya belum menyadari akan potensi halal tourism, jika dibandingkan dengan negara lain.
Indonesia masih relatif tertinggal dalam hal membangun halal tourism. Kendati bukan negara mayoritas tertentu, China, Jepang, dan Thailand sudah mulai berbenah dalam menata dan mengakomodir, kebutuhan wisatawan religi berskala internasional. Halal tourism merupakan kegiatan yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, dan pemerintah yang memenuhi suatu ketentuan. Halal tourism dimanfaatkan oleh banyak orang karena karakteristik produk dan jasanya yang bersifat universal./Penulis: Dosen Informatika, Ekonomi dan Bisnis
Universitas Atma Jaya Makassar