BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Sektor industri di Wilayah Sulawesi, tercatat bertumbuh dengan baik dan berdaya saing. Pengunaan listrik ramah lingkungan dalam operasional, semakin memperkuat daya saing sektor ini yang notabena berdampak langsung pada peningkatan ekonomi daerah dan masyarakat.
Untuk wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat (Sulselrabar), hingga September 2024, tercatat sembilan sektor industri berkolaborasi menjadi pelanggan tegangan tinggi yang telah mempercayakan kebutuhan layanan kelistrikan kepada PLN. Dari Sembilan industri tersebut, sedikitnya dipasok daya Listrik sebesar 762,25 megavolt-ampere (MVA).
PLN sebagai penyedia pasokan energi andal dan ramah lingkungan pun terus berkomitmen, mendukung pertumbuhan investasi dan ekonomi di Wilayah Sulawesi, utamanya Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), dengan berbagai inovasi layanan dan kecepatan layanan.
“Di wilayah kerja PLN UID Sulselrabar, pertumbuhan penjualan tenaga listrik Year on Year (YoY) naik 5,88% atau sebesar 448,73 GigaWatt Hour (GWh),” ujar General Manager PT PLN (Persero) UID Sulselrabar, Budiono, Selasa (12/11/2024).
Dikatakan, salah satu inovasi penting dari kolaborasi ini adalah pemanfaatan Renewable Energy Certificate (REC) untuk menambah nilai jual suatu produk industri yang hendak diekspor ke luar negeri. Hingga saat ini, total REC yang digunakan pelanggan sebesar 35.846 unit atau setara 35.846 Mega Watthour (MWh).
PLN menghadirkan pasokan listrik yang cukup dan andal bagi kebutuhan energi listrik masyarakat, termasuk untuk bisnis. Pasokan listrik berasal dari beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU). Persentase pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) di sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) termasuk tertinggi di Indonesia atau di atas rata-rata nasional, sebesar 45,78%.
“Dengan kondisi tersebut, kami siap melayani kebutuhan listrik bagi industri dan para investor yang ingin berinvestasi,” ujar Budiono.
Penjualan tenaga listrik UID Sulselrabar ke sektor industri mencapai 28%, menjadi tertinggi kedua setelah rumah tangga yang berkontribusi 47%, kemudian bisnis 16%, dan lainnya 9%. Komposisi tarif industri terbesar pada tarif I4, yaitu sebesar 19,29%.
PLN sebagai lokomotif dalam penggerak roda ekonomi dengan menghadirkan pasokan listrik andal, cukup, dan ramah lingkungan tidak dapat bekerja sendiri. Butuh sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak dan stakeholder.
Salah satu kolaborasi PT PLN (Persero) adalah memasok 23 MVA daya listrik kepada PT Masmindo Dwi Area (MDA). Di mana, PLN dan PT. MDA menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL), Juli lalu.
PJBTL ditandatangani Direktur Utama PT MDA, Trisakti Simorangkir, Direktur Keuangan PT MDA, Tammam Jannata dan Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Palopo, Rathy Shinta Utami.
PT MDA merupakan perusahaan bidang penambangan serta eksplorasi emas yang berlokasi di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Kerja sama ini merupakan bukti nyata sinergi sektor energi dan industri dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
General Manager Project PT MDA, Fakhruddin, mengapresiasi PLN UID Sulselrabar atas perjanjian. Ia optimis PLN dapat menyediakan listrik yang andal dan berkualitas untuk mendukung operasional PT. MDA.
Bali Putra