BISNIS SULAWESI, MAKASSAR – Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero), Prasetyadi menyampaikan terjadi penurunan aktifitas pengiriman barang keluar negeri (ekspor). Penurunan tertinggi terjadi dengan tujuan Tiongkok yakni antara 60 persen hingga 70 persen. Penurunan ekspor juga terjadi ke beberapa Negara Asia Timur lain seperti Jepang dan Korea.
’’Penurunan aktifitas ekspor terutama terjadi pada komuditas rumput laut, beras dan jagung,’’ ujarnya.
Berbeda dengan ekspor, aktifitas impor atau barang masuk, utamanya di Pelabuhan Makassar tidak mengalami penurunan, meski pandemi Covid 19 tengah mewabah di negeri ini, termasuk di Sulsel dan Makassar. Salah satu yang menjadi penolong adalah aktivitas konsumsi masyarakat yang justru meningkat, yaitu kebutuhan makan dan minum, obat-obatan, serta kebutuhan penunjang lain.
‘’Pelabuhan adalah simpul utama yang menyambungkan dan mengintegrasikan berbagai moda, khususnya pada sektor darat dan laut. Untuk itu pelabuhan dituntut memiliki kinerja optimal,’’ sebutnya.
Saat ini kegiatan operasional di Pelabuhan Makassar tetap 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu . Namun tetap menyesuaikan dengan protokol atau Standar Operasional Prosedur (SOP) tanggap darurat pandemi Covid 19 yang ditetapkan oleh pemerintah. Untuk itu, pihaknya bekerja sama Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Otoritas Pelabuhan (OP) dan Syahbandar, untuk melakukan pemeriksaan terhadap kapal yang masuk.
‘’Memang butuh waktu agak lama, tapi demi kebaikan bersama,’’ ucapnya.
Prasetyadi juga mengaku siap mendukung penuh upaya pemerintah daerah, yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Saat ini hanya 10 persen karyawan bekerja di kantor hingga pukul 14.00. Namun untuk operasional tetap full sesuai jadwal. Semua petugas dilengkapi peralatan untuk pencegahan Covid 19,” tambahnya.
Kegiatan bongkar muat di dalam pelabuhan masih terus berjalan, meskipun di luar pelabuhan terlihat sepi. Tapi untuk pelayanan di loket, pihaknya tetap menerapkan physical distancing atau pembatasan fisik.
Nur Rachmat