Ekspor Luar Negeri sebagai Pendorong Ekonomi Terkontraksi, BI Sulsel Lakukan Hal Ini

109
BI Sulsel menggelar Sulsel Talk Triwulan II-2024 sebagai upaya menghadirkan solusi konkret terhadap masalah dan tantangan perekonomian Sulsel. POTO : ISTIMEWA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Ekspor merupakan salah satu faktor penting yang turut mendorong perekonomian daerah. Pada triwulan II-2024, laju pertumbuhan ekspor luar negeri Sulsel masih alami kontraksi -10,73% (yoy), walau membaik dibandingkan triwulan I-2024 yang mencatatkan kontraksi lebih dalam -25,10% (yoy).

Tren kontraksi ekspor luar negeri, utamanya disebabkan turunnya permintaan komodi nikel, di tengah penurunan harga nikel di pasar global karena kondisi over supply sehingga menghambat kinerja ekspor nikel Sulsel ke negara mitra dagang (Jepang dan Tiongkok). Selain itu, gejolak geopolitik yang semakin meningkat turut menghambat ekspor Sulsel untuk tumbuh lebih tinggi.

Melihat fenomena tersebut, BI Sulsel berinisiatif menggelar Sulsel Talk, Kamis (15/08/2024). Menghadirkan tiga narasumber, Rizki Ernadi Wimanda, Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulsel, Josua Pardede, Chief Economist PT. Bank Permata Tbk dan Arief R. Pabettingi, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) DPD Sulselbar.

Dari paparan narasumber, Sulsel berpeluang meningkatkan kinerja ekspor dalam mendorong perekonomian Daerah. Rizki dan Arief sepakat menyebutkan, pemberian insentif daerah, subsidi dan premi berbasis ekspor dapat menjadi salah satu opsi solusi. Sementara Josua mengatakan akselerasi hilirisasi rumput laut, salah satu cara meningkatkan nilai tambah produk ekspor Sulsel. Selain nikel dan turunannnya, komoditi rumput laut juga merupakan komoditi ekspor unggulan. Hanya saja, saat ini porsi rumput laut yang diekspor masih didominasi raw materials (bukan produk hasil olahan).

Sulsel Talk triwulan II-2024 berupaya memberikan solusi konkret terhadap masalah dan tantangan perekonomian Sulsel. Dihadiri unsur pemerintah, akademisi, pelaku usaha, Forkopimda dan lainnya. Ada 4 kesimpulan dihasilkan, diantaranya Sulsel memiliki potensi ekspor non mineral dari wilayah daratan maupun kepulauan, antara lain rumput laut, ikan segar, serta pertanian dan hortikultura.

Baca Juga :   Lampaui Target, PLN Sukses Turunkan Gangguan Listrik Lebih dari 25 Persen di 2022

Terkait pengembangan rumput laut, terdapat kendala berupa fluktuasi harga, sehingga diperlukan peningkatan kapasitas produksi, insentif pelaku usaha, manajemen inventori dan pengembangan SDM pengelola rumput laut.

Diperlukan SKK (Sinergi, Kolaborasi, dan Koordinasi) lintas otoritas untuk meningkatkan kinerja ekspor, kepastian mitra dagang terutama ke pasar non tradisional seperti Afrika, Nigeria, Timur Tengah. Dukungan pembiayaan, dukungan transportasi direct call serta biaya transportasi yang terjangkau.

Selain itu, perlu peningkatan industri pengolahan, yang selain meningkatkan nilai tambah komoditas, juga dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja.

Editor : Bali Putra