BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Budi Hanoto menyebutkan, perbaikan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) kedepan akan berkaitan erat dengan kesuksesan program vaksinasi yang dilakukan pemerintah. Pelaksanaan vaksinasi sebagai game changer membutuhkan dukungan berbagai pihak. Kesiapan infrastruktur untuk menjaga rantai dingin vaksin serta ketersediaan SDM pelaksana vaksinasi menjadi penting dalam proses vaksinasi. Dukungan dan kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses vaksinasi juga menjadi penentu kesuksesan program vaksinasi.
Namun demikian, penerapan disiplin protokol kesehatan tetap menjadi kunci dalam menjaga momentum perbaikan ekonomi. Sebab, kecepatan dan ketepatan pemulihan ekonomi Sulsel ke depan akan sangat bergantung pada kesuksesan sinergi penanganan Covid 19.
Budi Hanoto menyebutkan, peningkatan mobilitas masyarakat yang didukung keberhasilan program vaksinasi akan berpengaruh signifikan terhadap kinerja ekonomi Sulampua pada 2021. Ekspansi ekonomi Sulampua diperkirakan berlanjut dan lebih tinggi dibanding 2020. Dukungan terhadap kinerja perekonomian diperkirakan bersumber dari penguatan tingkat optimisme dan daya beli rumah tangga, berlanjutnya stimulus program pemulihan ekonomi (PEN) dan tersedianya alokasi fiskal untuk pelaksanaan proyek strategis nasional (PSN) serta perbaikan keyakinan investor terhadap prospek ekonomi.
Selain itu, ekspor luar negeri diperkirakan tetap berkinerja baik sejalan dengan permintaan yang masih tetap tinggi terhadap komoditas ekspor Sulampua seperti besi baja dan output hilirisasi nikeli bijih tembaga serta komoditas pertanian dan perikanan. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi diperkirakan ditopang kinerja positif lapangan usaha tambang dan industri hilirisasi nikel. Selain itu, LU pertanian, perdagangan dan konstruksi juga diperkirakan tumbuh positif sejalan membaiknya daya beli masyarkat, dan berlanjutnya investasi pembangunan smelter dan aktivasi kembali berbagai proyek infrastruktur, termasuk PSN.
Sejalan dengan perbaikan daya beli masyarakat, tekanan inflasi tahun 2021 diperkirakan relatif meningkat. Bencana alam dan la nina diperkirakan dapat menjadi faktor pemicu inflasi. Dampak bencana gempa di Sulawesi Barat, dan banjir di Sulawesi Utara dan Maluku Utara diperkirakan menjadi salah satu sumber tekanan inflasi terutama terkait terganggunya aspek produksi dan distribusi komoditas.
Namun demikian inflasi dampak bencana tersebut diperkirakan masih pada level yang masih dapat terkelola. Selain itu, tekanan kenaikan harga salah satunya diperkirakan berasal dari faktor musiman menjelang Ramadhan. Sumber tekanan inflasi juga diprakirakan berasal dari penyesuaian tarif beberapa komoditas yang diatur pemerintah. Sementara itu, meskipun mengalami perbaikan, daya beli yang belum sepenuhnya pulih diperkirakan menjadi penahan tekanan inflasi yang Iebih tinggi. Secara keseluruhan, inflasi Sulampua pada tahun 2021 diprakirakan masih berada dalam kisaran target inflasi nasional (3±1 %, yoy) yang mendukung perbaikan perekonomian.
***