BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Selatan meprediksikan perekonomian Sulawesi Selatan akan mengalami pertumbuhan di periode triwulan ketiga tahun 2017 bahkan bisa tembus hingga angka 7,7%. Prediksi tersebut meningkat dari triwulan sebelumnya yang hanya 6,63%.
Kepala Kantor Perwakilan (KPW) Bank Indonesia (BI) Sulsel, Bambang Kusmiarso mengatakan sesuai hasil kajiannya, pertumbuhan ekonomi Sulsel di triwulan III bakal lebih kencang dibanding triwulan II.
Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi triwulan II melambat dari triwulan sebelumnya. “Triwulan III akan meningkat. Kisarannya tembus 7,3 hingga 7,7 persen,” ungkapnya belum lama ini.
Menurut Bambang, serapan anggaran yang kencang di dua semester terakhir jadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Berbeda pada awal tahun yang serapan anggarannya tergolong rendah, sehingga ekonomi melambat.”Percepatan serapan anggaran memang sangat berefek ke pertumbuhan ekonomi. Khususnya proyek-proyek yang didanai Pemerintah,” tuturnya.
Selain itu, sektor industri juga masih berpotensi menjadi booster atau pendorong pertumbuhan. Selanjutnya komoditas seperti kakao, ikan, kopi, dan rumput laut diolah lebih lanjut dan diperkuat manajemen pemasarannya.”Sepanjang tahun ini, pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran 7,5 hingga 7,9 persen,” prediksinya.
Menurut Bambang, dengan beroperasinya kawasan industri baru juga akan menjadi sumber pertumbuhan baru. Serta, potensi MICE, pariwisata dan pengobatan juga bisa jadi ruang baru dari sektor jasa.
“Apalagi inflasi Sulsel juga relatif terjaga. Ini karena distribusi dan stok barang terjamin. Inflasi di Sulsel dipengaruhi administrated price seperti seperti tarif listrik, biaya perpanjangan STNK dan sebagainya juga volatile food,” tambahnya.
Sementara itu, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo mengatakan pihaknya tetap optimis pertumbuhan ekonomi Sulsel akan tumbuh signifikan di sisa triwulan tahun ini. Bahkan, Syahrul optimis masih bisa di atas 8 persen.
“Tentu perlu sinergi. Termasuk SKPD di Pemprov harus mendorong itu. Khususnya yang terkait dengan pertanian sebagai penyumbang pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Selama ini, tambahnya, pihaknya telah mengaktifkan tim pengendali inflasi daerah (TPID) Sulsel agar senantiasa mempersiapkan sejumlah langkah untuk mencapai target inflasi nasional.
Seperti penyediaan early warning system, kemudian menjaga ketersediaan pasokan pangan. Juga akan mempercepat pembenahan tata niaga komoditas pangan, dan memperkuat sistem informasi harga pangan.
***Komang Ayu