BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analis Statistik BPS Sulsel, Didik Nursetyohadi mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Sulsel mengalami kontraksi hingga -3,87 pada triwulan ke II. Hal ini diungkupkan saat rapat pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan Provinsi Sulsel semester 1 Tahun 2020, di Claro Hotel, Senin (31/8/2020).
Diketahui angka tersebut semakin memburuk dari triwulan I yang mencapai 3,07 persen. Hal itu diketahui lantaran COVID-19 yang mengakibatkan daya belanja masyarakat menurun, ditambah penerapan Pembatasan Sosisal Berskala Besar (PSBB) yang mengharuskan masyarakat tidak keluar rumah.
Didik sapaan karibnya mengatakan, beberapa sektor usaha ikut terkena dampak dari wabah tersebut. Yakni perdagangan, konstruksi dan transportasi yang juga ikut andil cukup besar terhadap dampak korona.
“Jasa transportasi pertumbuhannya mencapai -51,15. Jadi cukup besar dampak yang diberikan wabah pandemi ini. Selama PSBB, siapa kira-kira yang mau naik kendaraan? Transportasi udara, laut, air semuanya tutup,” ujar Didik.
Meski begitu, ia mengaku Sulsel terbilang aman dan terbantu dari sisi pertanian. Karena, terjadi peningkatan hingga 2,54.
“Namun, untuk aktivitas ekonomi warga saat ini mulai berjalan normal namun belum secara signifikan. Itu terlihat dari data BPS yang mencatat beberapa pusat perbelanjaan dan jalan raya mulai ramai,” bebernya.
Dari data BPS, pada tanggal 15 Maret 2020, pergerakan masyarakat di toko-toko mulai menurun sampai akhirnya di bulan Mei dan Juni terjadi peningkatan grafik, namun tidak secara signifikan.
“Di bulan Mei dan Juni itu sempat naik, tapi hanya pada saat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Setelah itu, kembali pergerakan masyarakat berada di bawah normal. Tapi per 2 Agustus ini sudah ada pergerakan kembali dengan sedikit demi sedikit daya beli masyarakat mulai naik,” pungkasnya. Gilang Ramadhan