Disebut “Black Soup” di Eropa, Ternyata Menu Ini Juga Diklaim dari Indonesia

781
Rawon adalah makanan tradisional Indonesia yang berasal dari Jawa Timur, lebih populer disebut Black Soup di Eropa. Secara historis, menu ini diklaim berasal dari Sparta (Yunani kuno) pada era 900 SM. (KOLASE POTO : EFFENDY WONGSO

 

BISNISSULAWESI.COM, KUPANG – Kreasi yang konstruktif bisa berasal dari mana saja, tidak terkecuali dalam dunia kuliner. Menyoal hal itu, setiap saat bisa saja lahir menu-menu baru yang lezat dari resep-resep terkini.

Indonesia sendiri termasuk salah satu negara populer dalam dunia kuliner. Ini lantaran khazanah kuliner lezatnya seperti tidak ada habis-habisnya. Tentu saja, berbagai daerah di Tanah Air berkontribusi melahirkan makanan khas yang tidak hanya disukai masyarakat lokal, tetapi juga penikmat kuliner mancanegara.

Salah satu resto yang diklaim sebagai pelopor menu-menu unik dan lezat di Kota Kupang, Waroenk sejak berdiri pada 8 Juli 2017 lalu, sudah rutin meluncurkan berbagai masakan yang menggiurkan.

Sebut saja Rawon Tulang yang saat ini merupakan salah satu menu terlaris selain Iga Goreng Sambal Bawang di sana. Hal tersebut diungkapkan Supervisor Waroenk Resto and Cafe Amelia Saputri Wahab saat ditemui belum lama ini di Jalan WJ Lalamentik, Oebufu, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Rawon Tulang termasuk salah satu makanan yang paling disukai pelanggan karena memiliki cita rasa yang khas. Bukan sekadar rawon biasa, tetapi aroma wangi Rawon Tulang sangat menonjol sehingga menjadi salah satu favorit pelanggan,” bebernya.

Aroma wangi yang dimaksud Amelia tidak lepas dari penggunaan rempah-rempah racikan sendiri pihaknya.

“Ya, rempah-rempahnya original (asli) racikan head chef (koki) kami sendiri. Jadi boleh dikatakan jika mulai dari rempah, bumbu, dan bahan baku (daging sapi) itu dari tangan (olahan) koki sendiri,” paparnya.

Menurut Amelia, daging sapi untuk bahan isian di antara baluran kuah hitam atau sering disebut “black soup” bahan rawon, juga sangat empuk karena dipilih dari daging pilihan.

Baca Juga :   Peran Strategis KPPU, Menjaga Ekosistem Usaha Tetap Sehat

“Rawon Tulang yang kami tawarkan porsinya cukup besar apalagi ini sudah sepaket nasi, telur asin, dan kerupuk,” imbuhnya.

Amelia mengungkapkan, sejatinya menu berkuah sedap tersebut memang pas dinikmati selagi masih panas.

Untuk harga, wanita asal Alor NTT ini menyebut Rawon Tulang dibanderol cukup terjangkau Rp 58.000 per porsi.

Diklaim sebagai Menu Asli Nusantara

Seperti diketahui, rawon termasuk menu orisinal Nusantara, berupa sup daging berkuah hitam sebagai campuran bumbu khas yang mengandung kluwek. Kendati dikenal sebagai masakan khas Jawa Timur, rawon dikenal pula masyarakat Jawa Tengah sebelah timur atau tepatnya di daerah Solo Raya (Surakarta).

Untuk bahan dagingnya, rawon umumnya terdiri dari aging sapi yang dipotong berbentuk dadu kecil-kecil. Bumbu supnya tentu tidak terlepas dari hasil bumi Indonesia sendiri.

“Bumbu dan rempah-rempah dalam rawon sangat khas Indonesia, terdiri dari campuran serai, kunir, lombok, kluwek, bawang merah dan bawang putih, serta ketumbar, lengkuas, minyak nabati, juga tidak lupa garam sebagai perisa asin umum,” ungkap Amelia.

Secara umum, imbuhnya, semua bahan tersebut dihaluskan lantas ditumis hingga beraroma harum.

“Campuran bumbu ini kemudian dimasukkan dalam kaldu rebusan daging bersama daging. Warna gelap khas rawon berasal dari kluwek,” kata Amelia.

Rawon Populer Disebut Black Soup di Luar Negeri

Kendati telah diklaim sebagai menu Nusantara sejak zaman dulu, terutama ketika era kejayaan kerajaan-kerajaan kuno sekitar 1.000 tahun lampau, akan tetapi asal mula “rawon” masih dianggap simpang-siur. Ini lantaran menu yang disebut “black soup” oleh orang-orang Eropa telah dimafhumi sebagai menu tradisional yang berasal dari Sparta (Yunani kuno) di era 900 SM.

Mulanya, kala itu orang-orang Sparta membuat “sup hitam” ini dari daging babi rebus bercampur darah dari hewan ternak tersebut. Racikannya pun sangat sederhana sebab hanya menggunakan cuka dan garam sebagai penyedap rasa.

Baca Juga :   Disaster Response YBM PLN, Peduli Korban Banjir Makassar

Kendati demikian, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sup ini sendiri sampai saat ini masih diragukan validitas asalnya.

Beberapa pemerhati kuliner, salah satunya almarhum Bondan Winarno dalam salah satu artikelnya di koran nasional, pernah menjelaskan jika asal rawon berasal dari Ponorogo, Jawa Timur.

Menurutnya, makanan beraroma rempah kuat ini telah berusia lebih dari 1.000 tahun. Dari daerah Ponorogo, rawon pun menyebar ke wilayah Jawa Timur dan secara umum dikenal sebagai masakan khas Jawa Timur.

Lepas dari semua itu, rawon secara konstruktif telah mengalami berbagai asimilasi sesuai daerah masing-masing peraciknya, terutama bahan-bahan baku yang digunakan.

Beberapa resep pembuatan rawon tidak hanya menggunakan daging sapi namun juga daging ayam, bahkan tempe yang dipotong dadu untuk penyuguhan bagi konsumen vegetarian.

 

Effendy Wongso