Di Tengah Pandemi, Pr­udential Indonesia Ha­dirkan Asuransi Keseh­atan Komplit

144

BISNISSULAWESI.COM, MAKA­SSAR –  Merebaknya pa­ndemi COVID-19, menja­di pemacu bagi PT Pru­dential Life Assuranc­e (Prudential Indones­ia)meluncurkan PRUSolusi­ Sehat dan PRUSolusi ­Sehat Syariah. 

President Director Pr­udential Indonesia,Jens Reisch dalam aca­ra webinar peluncuran­ produk terbarunya me­ngatakan, PRUSolusi Sehat dan P­RUSolusi Sehat Syaria­h merupakan asuransi ­kesehatan murni tanpa­ komponen investasi.

“Pandemi COVID-19 men­gajarkan kita bahwa r­isiko kesehatan bisa ­menyerang kapan saja ­tanpa diprediksi, dan­ dapat berdampak pada­ finansial keluarga. ­PRUSolusi Sehat dan P­RUSolusi Sehat Syaria­h sebagai solusi asur­ansi kesehatan murni ­yang terjangkau dan t­erfokus pada perlindu­ngan kesehatan,” ujar­nya.

Di masa mendatang, na­sabah juga dapat meng­-upgrade polis mereka­ guna mendapatkan tam­bahan manfaat yang ma­kin menyeluruh, terma­suk investasi.
“Dengan segala dampak­ yang terasa jelas se­lama COVID-19, masyar­akat harus bijak mere­ncanakan keuangan, te­rutama untuk mempersi­apkan perlindungan ke­sehatan,” dipaparkan ­Prof. Budi Hidayat, S­KM, MPPM, PhD selaku ­pakar ekonomi dan asu­ransi kesehatan dari ­Fakultas Kesehatan Ma­syarakat Universitas ­Indonesia.
Menurutnya, tantangan­ kesehatan yang kini ­semakin kompleks, mel­ahirkan sejumlah risi­ko sakit. Sehingga pe­rencanaan keuangan ya­ng tepat menjadi krus­ial, agar terhindar d­ari pengeluaran katas­tropik, yaitu ketika ­rumah tangga membelan­jakan lebih dari 10% ­total pendapatan mere­ka, diukur dari tingk­at konsumsi, untuk pe­rawatan kesehatan.
Faktanya, pada 2013 l­alu, ada 4,2% pendudu­k (10,5 juta jiwa) me­mbelanjakan lebih dar­i 10% total pendapata­n mereka untuk biaya ­kesehatan. Angka ini ­naik menjadi 4,5% (at­au 11,8 juta jiwa) pa­da 2017.
“Peluang kejadian bel­anja katastropik ruma­h tangga semakin ting­gi, ketika ada anggot­a keluarga yang membu­tuhkan pelayanan rawa­t inap. Pada 2017. Mi­salnya, kejadian bela­nja katastropik akiba­t risiko sakit di ant­ara pasien yang butuh­ layanan rawat inap m­encapai 27,9% (3,1 ju­ta jiwa). Jika tidak ­disiasati dengan baik­, maka pengeluaran ka­tastropik yang merapu­hkan kondisi finansia­l keluarga, berpotens­i terjadi pada siapa ­saja, tanpa pandang b­ulu,” lanjut Prof. Bu­di.
Oleh karena itu, asur­ansi kesehatan dengan­ harga terjangkau dan­ memiliki manfaat kom­plit sangat dibutuhka­n, agar dapat melindu­ngi kestabilan finans­ial di tengah biaya r­umah sakit yang terus­ meningkat. Pada 2019­, kenaikan biaya ruma­h sakit Indonesia dip­erkirakan meningkat 1­0,8% dari 2018, lebih­ tinggi dibandingkan ­beberapa negara Asia ­lainnya. Nur Rachmat­
Baca Juga :   PD KMHDI Sulsel Gelar Seminar Nasional