DFL, Pertegas Komitmen OJK Tingkatkan Literasi Keuangan Digital Masyarakat

44
Kepala OJK Sulselbar, Darwisman pada acara Digital Financial Literacy yang digelar di Kantor OJK Sulselbar di Makassar, Kamis (13/02/2025). POTO : ISTIMEWA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar Digital Financial Literacy (DFL) di Kantor OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) di Makassar, Kamis (13/02/2025).

Kegiatan ini, mempertegas komitmen OJK meningkatkan literasi keuangan digital masyarakat dan merupakan bagian dari upaya berkelanjutan OJK mendukung inovasi teknologi di sektor keuangan. Sekaligus mengedukasi masyarakat, terutama Generasi Z, mengenai aset keuangan digital, khususnya aset kripto.

Kepala OJK Sulselbar, Darwisman, menyampaikan teknologi digital terus berkembang pesat, memberikan kemudahan akses terhadap produk dan layanan keuangan. Inovasi seperti Blockchain, Aset Kripto telah membuka peluang besar bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam pengembangan sektor keuangan.

Melalui DFL, mempertegas komitmen OJK meningkatkan literasi keuangan digital masyarakat dan merupakan bagian dari upaya berkelanjutan OJK mendukung inovasi teknologi di sektor keuangan. Sekaligus mengedukasi masyarakat, terutama Generasi Z, mengenai aset keuangan digital, khususnya aset kripto. POTO : ISTIMEWA

Menurutnya, Sulsel memiliki jumlah penduduk lebih dari 9,46 juta jiwa, dengan populasi usia produktif sangat besar yang didominasi generasi muda yaitu generasi milenial serta Gen Z. Hal ini menjadi potensi sekaligus tantangan dalam meningkatkan literasi keuangan.

“Generasi muda cenderung lebih terbuka terhadap inovasi teknologi, termasuk penggunaan aset digital dan kripto, namun di sisi lain, generasi Z juga rentan terhadap risiko,” ujar Darwisman.

Lebih lanjut, ia juga menyoroti pentingnya peningkatan pemahaman tentang risiko penggunaan Layanan Keuangan digital untuk menghindari jebakan keuangan yang tidak sehat. Meskipun akses ke layanan keuangan semakin luas, indeks literasi keuangan digital di Indonesia masih perlu ditingkatkan.

Berdasarkan survei OJK pada 2024, indeks literasi keuangan Indonesia baru mencapai 65 persen, dengan indeks inklusi keuangan mencapai 75 persen. OJK berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan literasi keuangan digital.

“Peralihan pengaturan dan pengawasan aset kripto dari Bappebti ke OJK pada 10 Januari 2025, menjadi babak baru dalam perkembangan aset keuangan digital di Indonesia. Kami berharap melalui kegiatan ini, masyarakat lebih baik dalam melakukan pemilihan produk dan layanan keuangan di era digital,” sebutnya.

Darwisman mengimbau masyarakat bijak dalam berinvestasi dan saat memilih produk dan layanan keuangan. Ada beberapa hal yang perlu diingat, seperti selalu memastikan legalitas pihak yang menawarkan produk layanan jasa keuangan, memastikan keuntungan dari produk yang ditawarkan masuk akal, dan memahami karakteristik produk yang akan dipilih. Hal ini penting untuk dipahami mengingat aset kripto merupakan produk yang memiliki risiko yang tinggi.

Melalui edukasi dan sosialisasi keuangan digital ini, OJK berharap tingkat literasi keuangan masyarakat di Sulsel, khususnya terkait sektor keuangan digital, dapat meningkat. Dengan demikian, masyarakat dapat mengambil keputusan investasi yang lebih bijak dan bertanggung jawab dalam memilih produk dan layanan keuangan di era digital. Hal ini dilakukan dengan memahami karakteristik produk, termasuk manfaat, biaya, risiko, hak dan kewajiban konsumen, cara mengakses atau memperoleh produk, informasi mengenai mekanisme transaksi, serta prosedur penanganan dan pengaduan konsumen.

DFL 2025, merupakan rangkaian kegiatan Bulan Literasi Kripto yang digelar di empat daerah di Indonesia, untuk meningkatkan literasi keuangan digital bagi masyarakat luas. Khususnya generasi muda untuk terlibat aktif dalam mengembangkan solusi keuangan berbasis teknologi.

Editor : Bali Putra