Deputi Kepala Perwakilan BI Sulsel Buka “South Sulawesi Investment Challenge” 2024

73
Deputi Kepala Perwakilan BI Sulsel, Wahyu Purnama A (Tengah) poto bersama usai membuka SSIC 2024 di Lotus Room Foru Points Makassar, Rabu (14/08/2024). POTO : BALI PUTRA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – South Sulawesi Investment Challenge (SSIC) kembali digelar tahun ini. SSIC 2024 dibuka Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan (BI Sulsel), Wahyu Purnama A., di Lotus Room Four Points Makassar, Rabu (14/08/2024).

SSIC merupakan kegiatan rutin tahunan Forum Pinisi Sultan, sebuah forum Percepatan Investasi, Perdagangan, Perindustrian dan Pariwisata Sulawesi Selatan, sejak 2021. Ini merupakan salah satu produk dari Regional Investment Relation Unit (RIRU) yang merupakan program Bank Indonesia bekerjasama dengan multi stakeholder pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota yang bertujuan untuk mendorong optimalisasi pengembangan ekonomi daerah.

SSIC 2024 merupakan pelaksanaan tahun ke-4 mengambil tema “ Akselerasi Ekonomi Sulawesi Selatan melalui Sinergi Investasi, Perdagangan dan Pariwisata serta Implementasi Green and Blue Economy”. Diikuti 15 proposal investasi yang siap ditawarkan atau Investment Project Ready to Offer (IPRO) dari 11 kabupaten/kota di Sulsel. Dari 15 proposal tersebut, diseleksi menjadi 6 finalis yang kemudian mengikuti presentasi hari ini.

Pj Walikota Palopo, Asrul Sani, S.H., M.Si., yang mendapat giliran pertama untuk mempresentasikan IPRO dengan proyek investasi “Taman Wisata Alam Nanggala III Palopo, dihadapan dewan juri, Rabu (14/08/2024). POTO : BALI PUTRA

Diantaranya proposal investasi Parepare Mall and Apartment (P’Mart) Kota Parepare, Industri Pengolahan Jagung Pakan Ternak Kabupaten Bone, Pengembangan Cold Storage Produk Perikanan Kabupaten Barru, Taman Wisata Alam Nanggala III Kota Palopo, Optimalisasi Pemanfaatan Sentra IKM Barambing Kabupate Luwu dan Pengolahan Rumput Laut Terpadu Kabupaten Luwu Timur.

Presentasi dilalukan para kepala daerah atau perwakilan daerah masing-masing dihadapan 5 juri profesional seperti Hendri Hendrawan (Direktur PT Pricewaterhouse Coopers), Hilmy Q.R. Tanjung (Kepala Bagian Sekretariat Deputi Menteri Bidang Perencanaan Penanaman Modal), Inyo (Kepala Bidang Perekonomian dan SDA Bappelitbangda Sulsel), Muhammad Yusri Zamhuri (President 2 Indonesia SDGs Center Network/Dosen FEB Universitas Hasanuddin) dan Erlin Puspitasari (East Java Senior Regional Outreach Manager British Embassy Jakarta).

Baca Juga :   PUPR Siapkan Anggaran Rp227,3 M untuk Jalan Nasional di Sulsel

Juri kemudian akan memilih 3 proposal IPRO untuk masuk final yang akan dilaksanakan November mendatang.

Tiga besar ini, bersama para juara tahun-tahun sebelumnya, kemudian akan selalu dilibatkan dalam pertemuan atau forum-forum investasi yang akan dilaksanakan BI. Sehingga mereka bisa bertemu langsung investor baik dalam maupun luar negeri.

Wahyu Purnama A menyebutkan, sudah ada 4 proyek investasi di Sulawesi Selatan yang mendapat kunjungan investor untuk disurvei diantaranya proyek investasi rumput laut di Bone yang dikunjungi investor asal Jepang, investasi peternakan dan pengolahan daging sapi di Bone oleh investor asal Singapura, investasi pariwisata di Selayar yang dikunjungi investor asal Australia dan investasi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu di Tolotolo, Kabupaten Jeneponto.

“Semoga, proyek yang sudah dikunjungi, bisa menjalin Kerjasama dan menarik investasi. Sehingga dengan adanya investasi ini, dapat memicu pertumbuhan ekonomi di Sulsel,” ujarnya.

Dikatakan Wahyu, meskipun sampai saat ini belum ada realisasi, tetapi paling tidak sudah ada yang dikunjungi, disurvei. Investasi kata dia, tidak secepat yang dibayangkan, karena ada prosesnya. Ada infrastrukturnya, kelistrikannya memadai dan lainnya. Untuk listrik, meskipun secara nasional surplus, namun di Sulsel masih ada kekurangan.

“Ketika ada industri besar yang ingin investasi di Sulsel, salah satu tantangannya adalah persoalan Listrik,” tambahnya.

Pinisi Sultan akan terus berusaha agar investor semakin tertarik untuk berinvestasi di Sulsel, utamanya peluang-peluang investasi yang sudah dikunjungi.

Sebagaiaman diketahui, pada pelaksanaan SSIC tahun pertama (2021), yang menjadi juara I adalah proposal investasi dari Kota Pare pare, kemudian 2022 Kabupaten Bone dan 2023 Kabupaten Bantaeng.

“Terkait biaya pada pelaksanaan SSIC 2024, keseluruhan dibiayai BI Sulsel. Semoga dari kegiatan ini muncul proyek-proyek strategis untuk memicu pertumbuhan ekonomi Sulsel,” ujar Plh. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Selatan yang menjadi ketua panitia SSIC 2024 .

Baca Juga :   Ramah "Lingkungan", PLN Kampanyekan Penggunaan Kendaraan Listrik di F8 Makassar

Bali Putra