BISNIS SULAWESI, MAKASSAR – Sekertaris Dinas komunikasi dan Informatika Kota Makassar, Denny Hidayat memaparkan berbagai keunggulan dari program Makassar Sombere’ & Smart City.
Selama satu jam lebih, berbagai capaian dari sejumlah implementasi program yang berjalan di kota Makassar, di jelaskan di hadapan sejumlah delegasi India dan Vietnam, yang tengah berkunjung di Gedung Balaikota Makassar, jumat (26/4/2019).
“Pengelolaan kota sehat dan cerdas di Kota Makassar tidak terlepas dari narasi besar kami yakni Makassar Sombere’ & Smart City. Secara implementasi teknis ini tentu sangat berhubungan dengan pengambilan keputusan tentang infrastruktur transportasi, lingkungan, sanitasi, pendidikan, rekreasi, teknologi informasi dan komunikasi (TIK),” ujar Denny Hidayat.
Ini dipercaya memiliki dampak yang besar terhadap kesehatan, menurut Denny, yang berada di luar sektor kesehatan. Ketika pengambilan keputusan tersebut mampu diselaraskan melalui TIK, tentu harapannya dapat memperbaiki akses terhadap layanan kesehatan, mengurangi gaya hidup tidak sehat dan faktor resiko lingkungan untuk gizi buruk dan penyakit, mengurangi kecepatan penularan wabah penyakit menular, serta meningkatkan ketersediaan data yang dapat digunakan untuk pembuatan keputusan perkotaan secara menyeluruh.
Menurutnya Denny, untuk menuju kota lebih sehat dengan cara lebih smart, Pemerintah Kota Makassar melakukan kemitraan smart city dan struktur koordinasi kesehatan kota, guna memberi nilai tambah melalui sasaran dan metrik kesehatan yang lebih baik pada proyek infrastruktur dan TIK yang diusulkan, meningkatkan interoperabilitas sistem data, dan meningkatkan efisiensi pengeluaran multi sektor di perkotaan.
Hal ini juga termasuk membuka partisipasi warga yang cerdas, melalui integrasi sistem pelaporan warga kota.
“Alhamdulillah, revolusi layanan kota melalui Makassar NTPD 112, memberikan kemudahan baru bagi masyarakat dalam mengakses seluruh layanan kota. Berbagai inovasi program seperti Makassar Home Care, Telemedicine, termasuk layanan keamanan dengan kepolisian, sudah terintegrasi secara langsung dengan sistem pengaduan 112 kita, lanjutny.
Tentu saja, program dengan sentuhan digital telah memberikan solusi pengelolaan kesehatan dalam konteks Smart City, mengurangi waktu, mengurangi biaya, mengintegrasikan data untuk pengambilan keputusan, dan memberdayakan waktu bagi warga kota dalam mendapatkan layanan kesehatan yang lebih baik.
Pertemuan lintas negara ini di fasilitasi oleh International Organization for Migration (IOM)vdan United States Agency for International Development (USAID) sebagai bagian dari implementasi MoU dengan Pemerintah Kota Makassar terkait proyek Building healthy City (BHC).
Proyek yang didanai oleh USAID bersama JSI ini melibatkan tiga kota di dunia, yakni Makassar (Indonesia), Indore (India), serta Da Nang (Vietnam). Di Makassar, BHC hadir untuk mendukung visi kesehatan Kota Makassar sebagai kota berkelas dunia yang sehat dan nyaman untuk semua.
Dalam pertemuan ini, hadir Amanda Pomeroy Steven selaku Director of Building Healthy Cities Project, Dr. Wali Mohammad Raz, Senior Migration Health Advisor IOM Indonesia, Dr. Damodar Bachani, Deputi Director of BHC Project, Dr. Ahmad Isa, MPH, National Migration health Officer IOM Makassar, Dr. Pravin Kumar selaku Chief Medical and Health office Indore city, Mr. Nguyen Tien Hong, selaku Voice Director Department of Health Da Nang city, Vietnam.
Seluruh pihak saling sharing mengenai strategi dan permasalahan di masing-masing kota. Selama di Kota Makassar, delegasi asing ini melakukan studi lapangan di sejumlah tempat seperti RSU Daya, Kantor Kecamatan Panakukang, kantor Dinas Kesehatan Kota Makassar, Makassar War Room, serta Sombere’ City Gallery.