BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Selama penyelenggaraan Makassar Internasional Eight Festival and Forum atau F8, sejumlah kerja sama internasional telah dibangun Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar dengan beberapa kota dan negara.
Dengan banyaknya kerjasama yang terjalin, menandakan bahwa kota ataupun negara-negara lain telah menganggap Kota Makassar sejajar dengan mereka. Hal tersebut yang membuat Makassar telah diakui sebagai kota dunia.
“Kita mendapatkan tanda-tanda bahwa mereka mengakui Makassar sebagai kota dunia. Karena jika mereka ingin melakukan kerjasama, artinya kota kita harus setara. Mereka menganggap Makassar ini bagian dari kota dunia dan sangat strategis,” ujar Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, dihadapan media, Sabtu (9/9/2017) malam.
Kerjasama yang terjalin salah satunya dengan Engie Ineo Perancis dan Kota Kaohsiung. Pemkot Makassar bersama masing-masing kedua belah pihak bersepakat membangun kerjasama melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS).
“Hampir semua negara kita melakukan MoU. Bahkan kurang lebih 20 undangan dan ke-20 negara ini menginginkan kita bekerjasama dalam hal kota samrtcity dengan kota-kota mereka,”
Hal yang sama diungkapkan Kepala Sub Bagian Kerjasama Antar Daerah/Lembaga Bagian Perekonomian dan Kerjasama Sekretariat Kota Makassar, Najiran Syamsuddin. Adapun rencana sister city bersama Kota Seoul ditunda untuk sementara waktu.
”Seoul belum karena wali kotanya tidak datang hanya diwakili. Jadi nanti akan ditindak lanjuti. Makassar sendiri akan kesana (Seoul),” katanya.
Dia menjelaskan, kerjasama bersama Engie Ineo Perancis akan ditindak lanjut dengan perjanjian kerja sama kontrak bilateral antar dua negara yang sebelumnya telah membangun kesepakatan melalui Letter of Intens (LoI) sejak 2016 lalu.
Sementara Kota Kaohsiung akan ditindak lanjuti dengan kunjungan balasan untuk memperjelas potensi kerja sama antar kedua belah pihak, Makassar dengan Kota Kaohsiung.
“Kalau Engie Ineo Perancis sudah ada persetujuan dari kementrian luar negeri, kalau Kota Kaohsiung masih Latter of Intens belum ada persetujuan dari kementrian, nanti mau masuk MoU baru minta persetujuan dari kementerian,” jelas Najiran.
Disamping itu, kerja sama lintas perkotaan juga telah dibangun bersama dua kota dalam negeri, yakni Surakarta dan Jogjakarta. Masing-masing bersepakat untuk membangun potensi kesamaan sumber daya yang dimiliki masing-masing kota.
Sebelumnya kerja sama lintas perkotaan juga direncanakan akan berlangsung dengan Kota Tual. Namun wali kota yang bersangkutan berhalangan tidak sempat menghadiri perjamuan event F8 yang kali keduanya digelar Pemkot Makassar.
“Jogjakarta sudah ada mi tindak lanjutnya, implementasinya itu sudah MoU lintas perkotaan dan ditindaklanjuti kerja sama antara PDAMnya. Dan Surakarta pak wali MoU dengan wali kotanya langsung ditindak lanjuti tandangan antara masing-masing kepala dinas pariwisata,” terang Najiran.
Sedangkan pertemuan bilateral dengan beberapa negara lainnya, kata dia masih dalam tahap penjajakan kerja sama. Diantaranya Afganistan, New Zealand dan Georgia. “Akan masih meminta saran dan pertimbangan dari kementrian luar negeri terhadap kerja sama kota negara,” ungkap Najiran. / Komang Ayu