CEMILAN KERUPUK DANGKE SIAP BERSAING DI KANCAH NASIONAL

493
Pemilik kripik Dangke, ST Jawira bersama teman-temannya, saat memperlihatkan produknya di kampus Universitas Muhammadiyah Makassar.

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR —  Selain kopinya yang telah menembus pasar mancanegara, Kabupaten Enrekang juga juga terkenal karena makanan khasnya, Dangke. Makanan ini berbahan baku susu sapi murni yang di bekukan. Oleh ST Jawira, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar, diolah menjadi cemilan kerupul yang diberi nama Dangkits.

“Awalnya karena ada salah seorang teman kelas saya, sekaligus teman bisnis yang berasal dari Enrekang. Di kampungnya dia memproduksi dangke. Akhirnya muncul ide membuat cemilan dangke,” ungkapnya

Usaha yang dirintis setahun terakhir ini, mengeluarkan modal awal Rp 1.400.000, digunakan membeli alat-alat produksi, seperti kompor, wajan dan blender. Kebetulan temannya yang punya peternakan sapi perah, bahan bakunya pun diambil langsung dari Enrekang.

Proses pembuatan dangke yakni setelah susu sapinya diperah pagi dan sore hari, susu kemudian dipadatkan, dengan cara direbus minimal 70 derajat Celsius, lalu dicampur dengan garam dan getah pepaya.

“Getah pepaya ini berfungsi memisahkan lemak, protein, dan air. Selain itu juga memadatkan bahan susu. Gumpalan-gumpalan susu tersebut kemudian dimasukan dalam cetakan yang terbuat dari batok kelapa. Kemudian dibungkus dengan daun pisang.” Jelasnya

Setiap hari Jawira memproduksi 250 pcs kerupuk dangke, yang dijual seharga Rp 10 ribu per pcs. Diakuinya, sebulan bisa meraih omset Rp 7 juta. Awal ia memasarkan produk hanya lewat online dan kenalan dekat. Sekarang produknya sudah ada di toko oleh-oleh dan warkop.

Diakui, banyak tantangan maupun kendala yang harus dilalui untuk membesakan usahanya, seperti modal, pemasaran, surat izin dari dinas kesehatan, dan kadang-kadang masalah internal juga.

“Kalau kendala lumayan banyak. Kurang modal akhirnya banyak alat produksi yang dipinjam dari orang, sehingga produksi menjadi sangat terbatas. Pemasaran susah, karna waktu itu belum ada izin dari dinas kesehatan. Sekarang kami sudah mengantongi izin tersebut. kurang pengetahuan tentang bisnis juga menjadi masalah awal,” ungkapnya
Kedepan, Jawira berharap cemilannya bisa menjadi oleh-oleh khas Sulsel yang selalu dicari orang. Kami juga bisa memunculkan varian-varian baru yang lebih menarik dan tentunya berbahan dasar dangke. Kami ingin memperkenalkan dangke ke seluruh indonesia, bahkan dunia,” tegasnya./Komang Ayu

Baca Juga :   Asperli Dorong Peningkatan Teknologi Petani Rumput Laut