BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Penjabat Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Darmawan Bintang, membuka Rapat Koordinasi Gangguan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kantibmas) di Wilayah Sulawesi Selatan, Rabu, 26 Juli 2023.
Dalam rapat yang berlangsung di ruang rapat Pimpinan Kantor Gubrnur, Andi Darmawan mengungkapkan, kegiatan ini sebagai upaya menyamakan persepsi dalam menjaga keamanan dan ketertiban khususnya di lingkungan masyarakat Sulawesi Selatan.
“Ini sangat penting, mengingat pemeliharaan ketertiban dan ketentraman masyarakat adalah amanah negara kepada pemerintah berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,” ucapnya.
Sehingga perlu diadakan pembinaan terhadap ketenteraman dan ketertiban di daerah secara terencana dan terpadu.
Andi Darmawan menjelaskan, unjuk rasa yang sering terjadi di Kota Makassar memberikan citra yang kurang baik akibat aktivitas seperti penutupan jalan, membakar ban dan melakukan aksi anarkis yang berdampak terganggunya ketertiban umum.
“Selain itu maraknya perkelahian antarkelompok juga sering mengakibatkan rasa tidak aman bagi masyarakat sekitar,” tegasnya.
Sementara itu, Kapolrestabes Makassar, Kombespol Mokhammad Najib, dalam sambutannya melaporkan situasi Kamtibmas di Sulawesi Selatan fluktuatif, namun secara keseluruhan banyak perubahan yang lebih baik.
“Alhamdulillah, tahun ini lebih kondusif. Konflik antarkelompok dan aksi unjuk rasa yang mengarah ke tindakan anarkis harus diawali dengan tindakan pencegahan,” ujarnya.
Najib menilai kegiatan ini sebagai langkah tepat mengkaji bagaimana upaya pencegahan, terutama dalam menghadapi tahun politik 2024.
Najib juga menuturkan, mengantisipasi hal tersebut dibutuhkan pengelolaan manajemen keamanan yang komprehensif dengan menggerakkan segala sumber daya yang ada dengan memperkokoh sinergitas dan kerjasama antara pemerintah daerah, masyarakat dan keamanan lainnya.
Hal yang sama disampaikan, Asintel Kasdam XIV Hasanuddin Kolonel Infantri Enjang. Menurutnya, perkelahian antar kelompok dan aksi unjuk rasa yang terjadi di Sulawesi Selatan dari Januari hingga Juli tahun ini jumlahnya cukup tinggi.
“Ada dalam data kami dari bulan Januari hingga bulan ini perkelahian antar kelompok yang terjadi di Sulawesi Selatan hampir 67 kali kejadian. Itu tersebar di beberapa kabupaten baik di Makassar maupun wilayah-wilayah lainnya,” ungkapnya.
“Kemudian untuk unjuk rasa yang mengarah ke tindakan anarkis serta unjuk rasa lainnya dari bulan Januari sampai bulan Juli itu tercatat sekitar 651 kegiatan unjuk rasa yang terjadi,” jelasnya.
Oleh sebab itu, Enjang mengaku kegiatan yang digelar ini sangat bagus dan tepat untuk mencegah dan meminimalisir unjuk rasa yang mengarah kepada anarkis maupun perkelahian antar kelompok. (*)