BI Terus Dorong UMKM Berskala Ekspor dan Sertifikasi Halal

113
Deputi Kepala Perwakilan BI Sulsel, Wahyu Purnama A (Pegang mic) saat memberi keterangan terkait peran BI dalam pengembangan UMKM dan Ekonomi Syariah, Kamis (15/08/2024). POTO : ISTIMEWA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Bank Indonesia (BI) memiliki peran strategis untuk ikut serta dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan ekonomi syariah. Kaitan dengan hal tersebut, BI terus mendorong pengembangan UMKM berskala ekspor dan berkolaborasi secara masif dengan berbagai pihak menuju wajib halal 2026

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan (BI Sulsel), Wahyu Purnama A menyebutkan, saat ini BI Sulsel memiliki program UMKM REWAKO (Resilient, World Class, Egile, Knowledgeable) atau UMKM yang tangguh dimulai UMKM potensial, unggulan, digital dan kemudian UMKM level ekspor.

“Saat ini sudah ada 11 UMKM ekspor binaan BI yang di di 2023 – 2024, nilainya mencapai Rp28,74 miliar,” sebut Wahyu.

Dikatakan, saat ini masih ada sekitar 120 UMKM binaan BI dan 465 UMKM mitra yang sedang diupayakan naik kelas ke level UMKM ekspor. Dari seluruh jumlah UMKM binaan dan mitra BI tersebut diantaranya 16 UMKM di bidang pertanian dan perikanan, 14 UMKM bidang fashion, 38 UMKM makanan dan minuman. 9 UMKM kopi, 20 UMKM kerajinan dan lainnya.

“Dalam seleksi terakhir untuk UMKM REWAKO, dari 300 UMKM yang mendaftar, terpilih 30 UMKM. Seleksi dilakukan ketat karena BI menginginkan UMKM yang terpilih bisa melangkah jauh ke depan. Mereka harus betul-betul siap karena tujuan akhirnya adalah UMKM ekspor,” jelasnya.

Dari berbagai pelatihan, pendampingan yang dilakukan BI, diharapkan UMKM betul-betul naik kelas. Dari segi tenaga kerjanya yang lebih banyak, usaha lebih besar dan bisa membuka cabang di tempat lain.

Secara umum, saat ini perkembangan UMKM sudah menuju ke UMKM digital. Oleh karenanya, semua UMKM binaan BI diharuskan onboarding ke dalam platform digital e-commerce dan semua UMKM binaan BI juga diharuskan memiliki QRIS sebagai instrument dalam bertransaksi.

Baca Juga :   Abdul Malik Faisal: Dari Revitalisasi ke Digital

“BI terus berelaborasi dengan berbagai pihak yang mendukung pengembangan UMKM seperti Bea Cukai, Dinas Perdagangan dan Perbankan,” tambahnya.

 

Ekonomi dan Keuangan Syariah

Terkait ekonomi dan keuangan syariah, State of the Global Islamic Economy (SGIE) menyebutkan, di 2023 Indonesia sudah berada di peringkat ketiga di dunia setelah Malaysia dan Arab Saudi. Sebagai negara islam terbesar, potensi Indonesia menjadi negara nomor satu dalam ekonomi dan keuangan halal, tentu terbuka lebar. “Ini saja, Indonesia sudah naik peringkat dari sebelumnya peringkat ke empat dunia,” sebut Wahyu Purnama A.

Sebenarnya Oktober 2024 mendatang, pemerintah menerapkan wajib halal utamanya untuk produk-produk makanan dan minuman. Namun pemerintah menundanya hingga 2026.

Oleh karena itu, Wahyu memandang perlu kolaborasi yang masif melibatkan semua pihak dalam proses meningkatkan sertifikasi halal. Tahun ini, BI menargetkan ada 43 UMKM binaan BI yang bersertifikasi halal. Bukan hanya UMKM, BI juga terlibat dan menargetkan untuk mensertifikasi halal Rumah Potong Hewan (RPH). Karena saat ini, terdapat 24 RPH di Sulsel, namun baru 2 RPH yang bersertifikasi halal yakni di Kabaupaten Bone dan Parepare.

“Ini sangat jauh. Oleh karenanya, tahun ini BI bermaksud melakukan progress sertifikasi halal 3 RPH, termasuk juru sembelih hewannya dan 43 UMKM binaan,” katanya.

BI juga berusaha mendorong peningkatan ekspor modes fashion baik ke negara-negara Timur Tengah, Eropa dan Amerika. Karena saat ini, negara modes fashion terbesar adalah Turki dan Malaysia. Termasuk Cina yang notabena bukan negara dengan penduduk mayoritas muslim, juga mengekspor produk modes fashion yang besar.

Indonesia kata Wahyu, sedang menuju ke arah itu karena sebagai negara yang paling banyak penduduk muslimnya, seharusnya potensinya sangan besar.

Baca Juga :   Momen HUT Ke-22 Palopo, Pj Gubernur Sulsel Serukan Pembangunan Sektor Pantai Timur

Untuk hal ini, BI event Indonesia International Modes Fashion Festival, sebuah event yang memamerkan produk-produk IKRA binaan BI untuk mendorong pendekatan ekspor fashion.

Dalam menuju wajib halal 2026, BI tentu tidak bisa bekerja sendiri. Oleh karenanya, BI akan meningkatkan kolaborasi dengan berbagai pihak seperti  MUI, BPJTH, Basnas dan berbagai pihak lain yang berkaitan dengan pengembangan produk halal. Dengan sinergi dan berkolaborasi, dapat diperjelas terkait siapa yang melakukan apa.

Bali Putra