BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) memiliki potensi maritim yang luar biasa besar. Ada selat Makassar, laut Flores dan teluk Bone. Hal ini membuat Sulsel memiliki peluang untuk pengembangan blue economy.
“Masa depan negara ini ke depan, bukan lagi hanya di darat atau green economy (energi hijau). Tetapi di laut, blue economy (ekonomi biru),” ujar Chief Economist PT Bahana TCW Invesment Management Indonesia, Budi Hikmat saat menjadi pembicara pada “Sulsel Talk, Outlook Pertumbuhan Ekonomi Sulsel” di Baruga Phinisi, Kantor Perwakilan BI Sulsel, Selasa (10/12/2024).
Menurut Budi, Sulsel harus bisa menjadi pelopor pengembangan blue ekonomy. “Kiri-kanan, saya lihat laut,” sebutnya seraya mencontohkan rumput laut yang potensinya luar biasa. Namun belum bisa berkembang sebagaimana negara lain seperti Korea yang sangat kuat rumput lautnya. “Indonesia, masyarakatnya kuat dengan nasi (beras), sementara tanahnya semakin sulit, kurang subur,” tambahnya.
Hal sama dikatakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda terkait potensi kelautan dan perikanan Sulsel. Menurut Rizki, agar potensi perikanan dapat memberi hasil maksimal bagi nelayan dan daerah ini, ia menyebut ada teknologi pendeteksi ikan, fish finder yang bisa dimanfaatkan nelayan. Di mana, dengan penggunaan teknologi tersebut, nelayan dengan mudah dapat mengetahui tempat berkumpulnya ikan, kedalaman air dan kondisi dasar laut.
“Dengan menggunakan teknlogi, nelayan bisa langsung ke titik di mana ikan banyak berkumpul. Jadi, lebih hemat waktu, hemat BBM. Nelayan di Bali sudah menerapkan itu,” ujar Rizki
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulsel, M. Ilyas saat dimintai konfirmasi di tempat sama mengatakan, terkait pengembangan ekonomi biru, menurutnya sudah menjadi isu global. Di mana, hampir semua negara mengangkat isu ini. Termasuk Indonesia dan Sulsel.
Ilyas mengakui, Sulsel memiliki potensi kelautan dan perikanan yang luar biasa besar. Hanya saja, selama ini masih ada sejumlah kendala yang dihadapi, salah satunya inovasi atau pengembangan teknologi.
“Bicara ekonomi biru, bukan semata bagaimana bisa mengambil sumber daya sebanyak-banyaknya. Namun, bagaimana bisa memberdayakan potensi yang ada, tetapi sumber daya tetap tersedia dan berkelanjutan,” ujarnya.
Untuk inovasi dan pengembangan teknologi, Ilyas mengaku masih memikirkan cara menarik investor masuk ke Sulsel. Termasuk pemilik modal lokal Sulsel yang selama ini berinvestasi di tempat lain, bisa ditarik untuk kemudian menanamkan modal di daerah ini.
Sulsel juga telah menyusun dokumen rencana induk ekonomi biru, yang saat ini tinggal bagaimana berkolaborasi megimplementasikan apa yang ada dalam dokumen tersebut.
Bali Putra