BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Sektor Pertanian dan Perkebunan memiliki andil terbesar sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel). Termasuk pada triwulan III-2024, di mana sektor ini tumbuh paling tinggi didukung peningkatan produksi padi seiring cuaca yang kondusif.
Hanya saja, sektor ini masih akan menghadapi berbagai permasalahan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di 2025.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan (BI Sulsel) setidaknya mengidentifikasi 6 permasalahan sektor pertanian dan Perkebunan, diantaranya
- Produktivitas lahan rendah,
- Penggunaan lahan pertanian belum optimal dan ancaman alih fungsi,
- Tenaga kerja (petani) berkurang akibat rendahnya insentif,
- Penurunan produktivitas kakao yang menyebabkan impor kakao lebih besar dari pada ekspor,
- Kopi Sulsel masih sulit menembus pasar ekspor akibat varietas masih didominasi jenis Robusta sementara pasar ekspor banyak menghendaki varietas Arabika, dan
- Kurangnya pasokan kopi domestik dibanding potensi permintaan
“Sektor pertanian merupakan lokomotif utama pendorong ekonomi Sulsel. Berbagai permasalahan yang ada, harus dicarikan jalan keluar agar laju pertumbuhannya lebih baik,” ujar Kepala BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, Selasa (10/12/2024).
Dikatakan, BI Sulsel merekomendasikan solusi untuk memecahkan masing-masing permasalahan, diantaranya
- Optimalisasi lahan pertanian dengan penyediaan infrastruktur irigasi yang memadai serta penerapan mekanisasi dan teknologi modern. Penerapan Good Agricultural Practices (budidaya yang baik, benar, dan ramah lingkungan serta aman dikonsumsi) untuk komoditas unggulan seperti padi dan jagung,
- Pemanfaatan lahan tidur serta penetapan tata ruang bagi lahan pertanian/perkebunan untuk meminimalkan alih fungsi lahan,
- Insentif bagi petani serta mengembangkan pendidikan petani milenial untuk menarik generasi muda terjun ke sektor pertanian,
- Melakukan program peningkatan produktivitas kakao melalui replanting, pemberian bibit unggul serta bantuan pupuk, melakukan riset bibit unggul, pupuk alternatif, dan lahan potensial,
- Pemetaan wilayah potensial penanaman kopi Arabika khususnya di daerah Enrekang, Toraja, dan Mamasa,
- Pemberian bantuan bibit kopi unggul, peralatan pertanian untuk meningkatkan produktivitas
Diharapkan, solusi atas permasalahan dapat diimplementasikan dengan baik, sehingga sektor pertanian terus tumbuh yang kemudian mendorong perekonomian daerah ini lebih baik.
Ekonomi Sulsel 2024 diperkirakan tumbuh 4,7-5,5 persen(yoy), dengan inflasi terkendali dalam batas bawah sasaran, kisaran 1,8+0,5 persen.
Di 2025, diperkirakan tumbuh meningkat lebih kuat pada rentang 4,8-5,6 persen, dengan inflasi terkendali dalam sasaran 2,5 ± 1 persen. Untuk mendukung capaian tersebut, diperlukan komitmen bersama untuk memperkuat sinergi seluruh stakeholders terkait.
Bali Putra