BI Pastikan Kecukupan Uang Rupiah selama Ramadan dan Idul Fitri 2023

166
POTO : ISTIMEWA

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Selama Ramadan dan Idul Fitri 1444 H, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan (BI Sulsel) menjamin kecukupan uang tunai yang dibutuhkan masyarakat.

Deputi Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rudy Bambang Wijanarko memperkirakan, kebutuhan uang tunai masyarakat sebesar Rp 5,8 triliun atau naik sekitar 14% (yoy) dibandingkan tahun lalu, Rp 5,04 triliun.

Jumlah tersebut, menurutnya, sudah memperhitungkan banyak faktor. Termasuk normalisasi aktivitas masyarakat pascapencabutan PPKM, pemulihan aktivitas ekonomi masyarakat seiring pertumbuhan ekonomi, serta peningkatan mobilitas masyarakat pada momen mudik lebaran.

Layanan penukaran uang rupiah bagi masyarakat disediakan BI Sulsel, bersinergi dengan perbankan, melalui loket-loket penukaran di 112 kantor cabang bank di berbagai kabupaten/kota di Sulsel.

Selain itu, BI Sulsel juga menyelenggarakan layanan kas keliling sebanyak 32 kali di 24 titik strategis, termasuk di pusat keramaian, pasar tradisional, dan instansi pemerintah.

“Pendaftaran dan antrian penukaran uang pada layanan kas keliling dilakukan melalui tautan https://pintar.bi.go.id. Hal ini bertujuan memastikan jumlah penukar dan ketersediaan uang Rupiah,” ungkapnya.

Informasi jadwal dan lokasi penukaran uang dapat dilihat melalui akun Instagram Kantor Perwakilan BI Sulsel dan Instagram CBP Rupiah Sulsel.

BI Sulsel memaksimalkan pendistribusian uang ke seluruh wilayah Sulsel maupun Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua), termasuk melalui kas titipan, agar perbankan memiliki kecukupan persediaan uang tunai, baik secara jumlah maupun jenis pecahan.

“BI Sulsel juga mewajibkan bank dan Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah (PJPUR) untuk menjaga ketersediaan uang dengan kualitas baik dan optimal termasuk pada Anjungan Tunai Mandiri (ATM), menyediakan layanan penukaran uang, sehingga masyarakat dapat memperoleh pecahan uang sesuai dengan kebutuhan, serta memastikan seluruh kegiatan pengolahan uang sesuai dengan aspek K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja),” ungkap Rudy.

Baca Juga :   Di USAID Clean Cities Blue Ocean, Danny Pomanto Paparkan Makassar Menuju Low Carbon City

Untuk menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam melakukan transaksi pembayaran, BI Sulsel meminta masyarakat untuk selalu mewaspadai risiko uang palsu, dengan mengenali ciri-ciri keaslian uang rupiah melalui metode 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang).

Penukaran uang masyarakat, hendaknya dilakukan di tempat-tempat yang resmi. Bank Indonesia juga terus melakukan edukasi dan sosialisasi Cinta Bangga dan Paham (CBP) Rupiah kepada seluruh masyarakat.

“Dalam rangka mendukung digitalisasi di daerah, BI Sulsel juga terus mendorong masyarakat untuk melakukan transaksi pembayaran secara non-tunai, termasuk dengan menggunakan uang elektronik, digital banking, maupun QR Indonesia Standard (QRIS),” kata Rudy.

Apalagi, infrastruktur digital yang semakin berkembang dan diimbangi dengan kerangka aturan yang memadai, telah menciptakan transaksi pembayaran non tunai yang cepat, murah, mudah, aman, dan handal sehingga mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi daerah.

Nur Rachmat