BI Gelar Diseminasi Hasil Riset Analisis Rantai Nilai Produk Perikanan Budidaya di Sulsel

21
Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda. POTO : ISTIMEWA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan (BI Sulsel) menggelar diseminasi hasil riset mengenai “analisis rantai nilai produk perikanan budidaya di Sulsel”, di tiga lokasi berbeda, Kota Makassar, Kabupaten Pinrang, dan Kabupaten Bone, 22 – 23 Januari 2025.

Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda mengatakan dalam rangka melaksanakan peran dan tugas sebagai advisor pemerintah di daerah, BI Sulsel melakukan riset mengenai isu-isu strategis di bidang ekonomi, untuk memberikan rekomendasi dan dukungan formulasi kebijakan kepada pemerintah dan stakeholder.

Salah satu topik riset yang telah dilaksanakan pada 2024, “analisis rantai nilai produk perikanan budidaya di Sulsel”. Riset tersebut bertujuan memberikan pemahaman dan awareness kepada stakeholder terkait strategi dalam pembangunan ekonomi daerah khususnya dalam meningkatkan kinerja sektor perikanan melalui pemahaman rantai nilai produk perikanan budidaya.

POTO : ISTIMEWA

“Topik analisis rantai nilai produk perikanan budidaya kami angkat untuk riset, tentunya dengan melihat begitu besar potensi sumber daya perikanan di Sulsel. Di mana, sektor perikanan berperan besar dalam perekonomian daerah ini,” ujar Rizki.

Riset tersebut merupakan hasil kerja sama (joint research) BI Sulsel dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Diseminasi dilaksanakan dengan mengundang Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Perbankan, Pelaku Usaha, Akademisi, Media, Kelompok Nelayan dan Penyuluh Perikanan.

Berdasarkan struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulsel 2023, pangsa sub sektor perikanan (tangkap dan budidaya) terhadap Lapangan Usaha (LU) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan merupakan yang terbesar, mencapai 39,73 persen.

Menyinggung perkembangan kondisi ekonomi terkini, Rizki menyebutkan, ekonomi Sulsel masih dihadapi sejumlah tantangan, baik dari kondisi ekonomi global maupun domestik. Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan melambat pada 2025 dan 2026, disebabkan konflik geopolitik, diikuti tertahannya penurunan inflasi global.

Meski demikian, pertumbuhan ekonomi nasional 2025 menunjukkan optimisme dengan proyeksi pertumbuhan pada kisaran 4,8 hingga 5,6 persen. Didorong konsumsi rumah tangga yang stabil bahkan diperkirakan meningkat, serta kinerja investasi dan ekspor yang tetap positif.

Selanjutnya, inflasi Indonesia akan tetap terkendali dalam rentang sasaran 2,5±1%, didukung kebijakan fiskal yang prudent, kebijakan moneter yang pro-stability and growth, serta sinergi pemerintah pusat dan daerah.

Dari sisi perekonomian domestik, pertumbuhan ekonomi Sulsel di triwulan III-2024 mencapai 5,08 persen (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya 4,98 persen (yoy), dan lebih tinggi pula dari pertumbuhan ekonomi Nasional 4,95 persen (yoy). Pertumbuhan ekonomi tersebut terutama didorong kinerja LU Pertanian dan Perdagangan, seiring masih berlangsungnya panen padi, peningkatan produksi perikanan, serta meningkatnya aktivitas masyarakat menjelang Pilkada.

Sementara dari sisi perkembangan harga, inflasi Sulsel 2024 relatif terjaga, sebesar 1,23 persen (yoy). Lebih rendah dari inflasi nasional dan berada di bawah target inflasi nasional, 2,5±1% (yoy). Secara spasial, inflasi tahunan seluruh kota IHK di Sulsel juga relatif terjaga di bawah target inflasi nasional.

Pj. Bupati Pinrang, H. Ahmadi Akil menyambut baik upaya BI Sulsel bersinergi dengan pemerintah daerah untuk menyelesaikan sejumlah permasalahan terkait pengembangan ekonomi dengan memberikan rekomendasi kebijakan berbasis riset. Adanya riset mengenai rantai nilai produk perikanan budidaya, diharapkan dapat dimanfaatkan pemerintah daerah serta stakeholders untuk mendorong pertumbuhan sektor perikanan.

Tim peneliti BRIN, Ummi Muawanah menyatakan, terdapat tiga rekomendasi kepada pemerintah daerah berdasarkan dari riset yang telah dilakukan. Pertama, sosialisasi dan pelatihan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), mencakup pengembangan modul pelatihan, teknik budidaya, pilot project (farmers champion) dan peer-teaching, teknik pemuliaan tingkat lanjut, pemantauan data, kerjasama dengan startup, serta pelatihan pascapanen dan nilai tambah.

Kemudian, pendampingan aspek manajemen dan keuangan kepada pembudidaya ikan, meliputi penyusunan laporan keuangan usaha budidaya, pelatihan manajemen bisnis, keuangan, literasi keuangan, dan aplikasi seluler untuk pembudidaya. Serta, kampanye untuk perubahan perilaku dan etika usaha atau bisnis, dalam rangka menjaga kualitas produk dan juga reputasi usaha.

Ke depan, BI Sulsel terus mendorong peningkatan sektor perikanan Sulsel melalui implementasi strategi yang tepat guna dan didukung kebijakan berbasis riset serta memperkuat sinergi dengan lembaga penelitian dan perguruan tinggi yang kredibel.

Editor : Bali Putra