BERKAH IMLEK BAGI PENJUAL BURUNG PIPIT

324
Daeng Liwang, menjual burung pipit setiap menjelang Imlek di depan Klenteng jalan Sulawesi Makassar.

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Warga Tionghoa punya tradisi melepas burung pipit pada saat perayaan tahun baru Imlek.Menurut mereka, burung tersebut memiliki makna tersendiri, yakni memohon ampunan pada Yang Maha Kuasa.

Ritual melepas hewan ke alam liar dipercaya memberikan pengaruh kepada peruntungan dan kehidupan. Hal tersebut harus dilakukan dengan sikap belas kasih, untuk menjaga keseimbangan alam.

Di balik meriahnya perayaan Imlek pekan lalu, ternyata mendatangkan berkah buat para pedagang burung pipit. Seperti halnya yang dialami Daeng Liwang, mengaku sudah lama menjalankan profesi sebagai pedagang burung pipit. Itu dilakukannya secara berpindah-pindah. Selain di depan salah satu SD yang berlokasi di Jalan Cendrawasih Makassar, juga di dekat klenteng.

“Sengaja saya berjualan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, supaya bisa mendapatkan rezeki lebih banyak,” ungkapnya.

Pria asli Makassar ini mengakui, jelang Imlek dapat menjual burung pipit rata-rata 500 ekor per hari. Potensi pasar yang begitu besar, membuat jumlah pedagang pun semakin banyak. Hampir setiap ruas jalan di sekitar wilayah Pecinan, akan mudah ditemui penjual burung pipit.
“Permintaan burung pipit saat Imlek sangat banyak. saya bisa menjual hingga 1.000 ekor, itupun lumayan karena banyak penjual baru yang ikut berjualan” tuturnya.
Daeng Liwang merintis usaha berjualan burung pipit sejak 20 tahun lalu. Awalnya karena ia memiliki teman bersuku Tionghoa, saat itu berjualan burung pipit. Setelah melihat penjualan burung pipit sangat banyak, maka diputuskanlah mengikuti jejak temannya tersebut.

“Saya berjualan burung pipit, hasil tangkapan keluarga di Takalar Jadi saya juga membeli burung ini, dengan harga Rp 1.500 dan saya jual 2000 rupiah per ekor, ” jelasnya
Setiap hari di hari biasa, rata-rata yang terjual 50 ekor. Modal awal yang ia gunakan untuk membuka usaha hanya 200 ribu rupiah untuk membuat sangkar dan membeli burung di Takalar.
Berjualan dengan keliling kota, dari satu tempat ke tempat lain, merupakan salah satu strategi jemput bola yang dilakukan Daeng Liwang. /Komang Ayu

Baca Juga :   Penjualan Sepeda Bekas Menggeliat