BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Kafe, warkop atau rumah makan, menjadi alternatif pilihan orang untuk bekerja, dan dijadikan tempat layaknya kantor. Fenomena ini lah yang akhirnya melahirkan coworking space, tempat bekerja bagi para individu dengan latar pekerjaan atau bisnis yang berbeda-beda.
Industri coworking space di Asia Tenggara tumbuh sekitar lima belas persen pada 2017 lalu. Peluang di Indonesia sendiri menurut penggiat industri masih besar, baik di kota-kota besar ataupun di daerah sekitarnya.
Di Makassar bisnis coworking space masih terbilang baru. Akan tetapi enam bulan terakhir sudah mulai bermunculan. Salah satunya yakni Miles coworking Space, yang berlokasi di Jalan Jambu Makassar.
Menurut Harjono Tendean selaku Operational Manager, alasan dibukanya Miles coworking space pada awalnya berdasarkan kebutuhan diri sendiri. Sebagai pekerja freelance, ia merasakan kafe, restoran dan coffee shop bukan lah tempat yang representatif untuk bekerja. Selain ribut, fasilitas internetnya juga lambat.
Miles coworking space memiliki dua ruangan kerja dan dua ruangan meeting. Ruangan kerja terdiri dari Open Space dan Mark Room. Open space terdiri atas dua; indoor room dan outdoor room. Biaya penyewaannya cukup murah cuma Rp 50 ribu per-orang per hari.
Sepanjang hari sudah dapat free high speed internet, printer 5 lembar, kopi/teh dan snack gratis. April ini diberikan promo untuk tiga kali masuk hanya Rp 105.000. Sedangkan Mark Room itu ruang kerja yang sifatnya VIP dan lebih privat. Ruangan Mark kapasitas ruangan dibatasi sampai 5 orang, dengan biaya sewa Rp 3,2 juta untuk 2 orang selama sebulan.
Setiap penambahan 1 orang akan dikenakan biaya tambahan Rp 500.000. Fasilitas tambahannya bebas biaya printer 25 lembar per-hari, internetnya lebih cepat 40 mbps, pilihan snack lebih banyak pilihan, serta tambahan soft drink selain kopi dan teh.
Meeting room ada dua yaitu Steve Jobs dan Elon. Biayanya Rp 35.000 per-orang, per empat jam. Kalau lebih, dikenakan tarif normal Rp 50.000 per-orang. Kapasitas Steve 25 orang, Elon sampai 15 orang.
“Meskipun baru di Makassar, tapi saya cukup yakin akan lebih berkembang lagi. Itu karena kebutuhan akan ruang kerja semakin hari semakin meningkat. Kami baru buka kurang lebih dua bulan, tapi sudah bisa menutupi biaya operasional yang dikeluarkan. Jumlah tamu dalam sebulan bisa sampai ratusan,” ungkap Harjono.
Setelah melihat perkembangannya, segmen market terbesar yang menggunakan jasa coworking space miliknya yakni mahasiswa dan komunitas. Tapi beberapa corporate juga sering memakai untuk kebutuhan rapat.
Peluang bisnis coworking space juga dianggap potensial oleh Chandra Mindset, yang membuka usaha sejenis di Jalan Mappanyuki, yang dinamakan Kitaindienesia Working Space. Tapi konsepnya dibuat lebih kreatif, dengan menggunakan bahan kontainer.
“Kalau di Makassar orang sudah butuh, semakin banyak yang tertarik mau buka kantor tapi ngak ada duit sewa ruko. Pilihannya bisa coworking space,” tuturnya.
Dibandingkan menyewa kantor yang membutuhkan biaya besar, coworking space menjadi solusi para pekerja freelance. Di Kitaindienesia Working Space biaya sewanya cuma Rp 500 ribu sampai Rp 2 jutaan. /Nur Rachmat, Komang Ayu