BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Bank Sulselbar, tercatat menjadi bank paling efisien di antara bank-bank pembangunan daerah (BPD) yang ada di Indonesia. Efisiensi yang cukup baik tersebut, terlihat dari tingkat Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) perusahaan.
Kepala Divisi Treasury Bank Sulselbar, Irmayanti Sulthan mengatakan, BOPO Bank Sulselbar cuma di angka 69,09 persen hingga triwulan kedua 2018. “Rata-rata BOPO Bank BPD yang lain, mencapai sektiar 78 persen,” ujarnya saat menggelar press conference terkait financial highlight Bank Sulselbar triwulan kedua 2018, Jumat (3/8/2018).
Diungkapkan Irmayanti, di tengah beratnya tantangan persaingan industri perbankan tahun ini, Bank Sulselbar mampu meningkatkan efisiensi. Bahkan BOPO menurun dari 79 persen ke 69 persen tahun ini.
Cukup baiknya tingkat likuiditas bank milik pemerintah Sulsel dan Sulbar tersebut, juga tercermin dari tingkat penerimaan laba sebelum pajak, yang cukup baik. “Kita urutan ketiga dari sepuluh BPD terbesar di Indonesia. Di bawah Bank Jateng, dan Bank DKI,” tambahnya.
Mengenai pertumbuhan kredit, Amri Mauraga menjelaskan, Bank Sulselbar pada triwulan kedua tahun ini mencatat pertumbuhan yang cenderung lebih baik dari rata-rata pertumbuhan industri perbankan di Sulsel. Sebagai contoh, Kredit KMK di Sulsel, pada April 2018, tumbuh 6,90 persen (yoy). Sementara kredit KMK Bank Sulselbar, tumbuh 24,3 persen.
“Kredit Investasi industri perbankan Sulsel tumbuh 6,10 persen, sedangkan kredit investasi Bank Sulselbar, tumbuh 28,35 persen,” tuturnya.
Sementara itu kredit konsumtif Sulsel tumbuh 10,60 persen, dan kredit konsumtif (KUL) Bank Sulselbar tumbuh 11,77 persen. “Dari sisi likuiditas kredit, tingkat LDR (Loan to Deposit Ratio) kita cuma 93,7 persen, sedangkan kredit LDR di Sulsel, mencapai 133,7 persen,” tambahnya lagi. / Komang Ayu