BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Dinas Pariwisata Kota Makassar mengukir momen bersejarah dengan menghadirkan dua kapal Pinisi. Kehadiran kapal-kapal ini bertujuan mendorong Kota Makassar sebagai destinasi wisata unggulan, khususnya dalam bidang wisata bahari.
Acara yang dipusatkan di Anjungan Pantai Losari, ditandai dengan pelaksanaan ritual “Annyorong Lopi” Pinisi untuk Makassar.
“Annyorong Lopi” sendiri berasal dari bahasa Bugis, dengan “annyorong” yang berarti mendorong, dan “lopi” yang artinya perahu. “Annyorong Lopi,” merupakan sebuah ritual yang bermakna mendorong perahu.
Acara ini menjadi momentum untuk menunjukkan kearifan lokal masyarakat Bulukumba, dengan tujuan utama sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas penyelesaian pembuatan perahu Pinisi.
Rangkaian upacara Annyorong Lopi terdiri dari empat tahapan ;
Tahap pertama yaitu melakukan penyembelihan hewan kurban biasanya kerbau dan biasanya dilakukan saat sore hari, satu hari sebelum perahu diluncurkan.
Tahap kedua adalah upacara appasili yang dilaksanakan di pagi hari. Ritual Appasili yaitu aktivitas mencegah dan menolak mara bahaya dan gangguan dengan cara melaksanakan rangkaian songka bala (tolak bala) yang dipercaya masyarakt Bonto Bahari sebagai ritual yang sangat penting agar perahu dapat bertahan lama.
Tahap ketiga adalah dengan membuat Ammarosi (pusat perahu) aktivitas ini dilakukan pada malam hari. Ammarosi adalah membuat pusar (possi) pada pertengahan lunas perahu dengan menggunakan bor.
Tahap terakhir yaitu keempat adalah peluncuran perahu dengan menarik perahu ke laut bersama-sama.
Prosesi upacara Annyorong Lopi melibatkan panrita lopi (pembuat perahu), sanro (dukun), tokoh masyarakat, dan masyarakat Bugis di sekitar Bulukumba. Ritual ini, yang telah menjadi bagian turun temurun dari budaya Bugis, memperlihatkan nilai budaya dan religi yang kental.
Walikota Moh Ramdhan Pomanto, yang turut menghadiri ritual, memberi nama kapal-kapal tersebut “Adama” dan “Tungguma.” Dengan peluncuran ini, Dinas Pariwisata Kota Makassar berharap dapat memberikan dorongan positif bagi sektor pariwisata sambil menjaga keaslian budaya dan nilai-nilai tradisional yang menjadi kekayaan masyarakat Bulukumba.
Keberhasilan acara ini menandai langkah berani Kota Makassar dalam menarik perhatian wisatawan dengan daya tarik budaya dan keindahan baharinya. Kapal Pinisi “Adama” dan “Tungguma” menjadi simbol gemilang dalam memajukan destinasi bahari Kota Makassar. (*)