BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Kalangan anggota koperasi di daerah ini diketahui masih minim memanfaatkan kredit sektor produktif, sehingga perputaran modal lembaga keuangan tersebut terbilang masih kecil.
Padahal banyaknya anggota koperasi yang memiliki UKM, namun tidak serta mereka memanfaatkan kredit di koperasinya. Namun justru meminjam kredit bunga murah yaitu KUR ke bank umum. Hal itu terlihat dari presentase pinjaman kredit koperasi yang 70 persen digunakan untuk konsumtif, hanya 30 persen untuk produktif.
Meski kredit dari koperasi lebih banyak untuk sektor konsumtif, namun toleransi NPLnya yaitu 10 persen. “Ada kredit untuk sektor produktif, tapi tidak sebanyak yang kita harapkan. Presentasenya 70 persen kredit untuk sektor konsumtif, 30 persen untuk sektor produktif,” kata Abdul Malik Faisal, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sulsel, belum lama ini.
Koperasi simpan pinjam di Antang misalnya, mengaku para anggotanya lebih banyak memanfaatkan jasa kredit konsumtif untuk keperluan rumah tangga dan anak sekolah. “Mereka lebih tertarik kepada kredit konsumtif daripada produktif karerna kebutuhan rumah tangga yang mendesak,” ujat Abdul Hasris, Ketua KSP Global.
Kedepannya, lanjut Haris, pihaknya berharap agar koperasi juga dapat menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Karena dengan adanya KUR, dalam pengembangan usaha anggota koperasi lebih cenderung mencari KUR. “Jelas KUR lebih murah dan syaratnya mudah,” jelasnya.
Haris berharap koperasi juga diberikan kesempatan menyalurkan KUR. Memang telah ada koperasi yang menyalurkan KUR namun jumlahnya baru satu yaitu Kospin Jasa (Pekalongan). Selain itu syarat koperasi dalam menyalurkan KUR juga dilihat dari modal dan aset koperasi. Pihaknya menilai pemerintah masih setengah hati memberikan kesempatan pada koperasi.
Selama ini kredit di koperasi lebih banyak digunakan untuk mensejahterakan anggota. Plafon peminjamannya pun tidak terlalu besar. Karena untuk pendidikan, kesehatan dan kebutuhan konsumtif lainnya. Pihaknya memang mendorong anggota koperasi untuk memiliki UKM agar bisa mengakses pemanfaatan kredit sektor produktif.
/Mohamad Rusman