“Alhamdulilah, Makassar Tambah Baik”

324
Pemandangan Pantai Losari Makassar kala senja, saat event tahunan F8 2017.

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR –  Suatu malam, di sebuah rumah Jl.Amirullah Makassar. Saat kami dipersilahkan masuk, sang Walikota Mohammad Ramdhan Pomanto, sedang asyik mengetik di smartphone miliknya. “Maaf ya, saya jawab dulu pesan dari warga kami,” ujarnya menyambut ramah media Bisnis Sulawesi untuk wawancara HUT ke-410 kota Makassar, 9 November 2017.Tak lama kemudian, ia membuka pembicaraan. ”Kalo mau ko tau, urusan para warga tadi macam-macam mi, mulai dari perkara air PDAM yang ngadat, listrik padam, anaknya sakit, sampai urusan mau cerai,” tuturnya tersenyum. Hingga jelang tengah malam pun ia masih mengurusi warganya.
Danny, begitu ia akrab disapa, jadi Walikota Makassar sejak dilantik 8 Mei 2014. “Apa yang sudah Anda lakukan?” tanya kami. “Ah…biarlah warga Makassar yang menilai,” ujar Danny merendah.
Baginya, seorang pemimpin tidak boleh hanya menangani hal-hal “besar” atau berurusan dengan orang-orang penting (elit). Hal remeh-temeh pada saat tertentu penting juga disimak. Sering terjadi persoalan besar dan berat justru bisa diselesaikan dari masukan hal-hal kecil. “Itulah sejatinya pelayan masyarakat,” tegasnya.
Dalam pikiran Danny, di tahun pertama kepemimpinanya, ia lebih banyak membangun ‘pondasi’ untuk mewujudkan mimpi besar mengantarkan Makassar sebagai kota dunia. Ia membenahi sistem akses bagi warga agar bisa menikmati pelayanan dasar seperti kesehatan, pendidikan dan kebersihan lingkungan. Bagi warga yang sakit, kini tak lagi repot karena akan didatangi mobil ‘dokter pribadi’ yang sudah dihubungi secara telemedicine. Pada tahap awal sekitar 48 unit mobil home care, yang akan ditambah hingga ratusan mobil yang diberi label ‘dottoro’ta’ (dokter kita red).
Begitu juga para orang tua siswa, tidak lagi dibebani kewajiban macam-macam pungutan di sekolah. Yang ada, hanya sifatnya sumbangan sukarela saja. Soal kebersihan, Danny sudah menyatakan perang terhadap sampah melalui gerakan massif ‘Makassar Tidak Rantasa’ (Makassar tidak kotor) dan ‘Lisa’ (Lihat sampah ambil).
Di bibir jalan pun telah terpasang plastik besar untuk buang sampah dan mobil dengan kontainer tertutup yang setiap malam menjemput sampah warga tersebut. Hasilnya, di tahun 2015 banjir pun sudah berkurang, termasuk akibat sejumlah kanal sudah dikeruk sebelumnya. “Alhamdulilah…Makassar sudah tambah baik,” bebernya.
***
Setiap tahun rumah di bilangan Jl.RSI Faisal Makassar jadi korban kebanjiran setiap musim penghujan tiba. Aktifitas warga pun terganggu, dan merugikan perekonomian warga setempat. Apalagi banjirnya terjadi berhari-hari. “Tapi Alhamdulilah sejak dua tahun lalu tidak lagi banjir seperti dulu lagi. Memang ada genangan air di jalanan tapi hanya setengah jam saja sudah surut,” cerita Azikin Solthan, warga kompleks Jl.Faisal yang kini anggota DPR-RI saat kami mintai penilaian Danny-Ical memimpin kota Makassar. Ia mengisahkan hal itu saat pulang reses di dapil Makassar.
Saat kami mengangkat kisah warga tersebut, Danny spontan menjawab, “Nah…itulah, biar saja warga yang menilai apa yang mereka rasakan sendiri.Tak elok kalo saya yang menilai sendiri apa yang sudah pemerintah kota lakukan dalam satu tahun terakhir ini.”
Soal transportasi, masih terlihat adanya kemacetan? “Oh…memang belum saat ini. Tunggu mulai tahun 2017 secara bertahap akan banyak perubahan dalam urusan transportasi termasuk sebaran akses di beberapa titik luar kota,” ungkap Danny.
Bagi sang Walikota, ia mengaku di tahun pertama masa tugasnya lebih mendahulukan pembenahan dan melakukan berbagai terobosan yang langsung dirasakan oleh warga, bukan yang dilihat oleh mata. Dalam pikirannya, kalau warga sudah bisa merasakan kebutuhan dasar mereka telah terlayani dengan baik, maka relatif akan lebih mudah menggerakkan mereka untuk berpartisipasi bersama pemerintah kota membenahi program lainnya.
***Mohamad Rusman

Baca Juga :   FESTIVAL F8 BAKAL LEBIH SPEKTAKULER