BISNIS SULAWESI, MAKASSAR – Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Makassar tak henti-hentinya memuaskan hasrat pecinta kuliner di Kota Daeng.
Setelah menggelar Makassar Culinary Night (MCN) I pada 13 April 2019 lalu, Dispar Kota Makassar kembali memanjakan lidah pecinta kuliner di Makassar Traditional Food Vaganza 2019.
Berbeda dengan MCN yang didominasi makanan kekinian, Makassar Traditional Food Vaganza ini menghadirkan secara khusus berbagai panganan tradisional yang tidak hanya berasal dari Makassar, tapi juga dari daerah lain, seperti sop saudara dari Pangkep, binte dari Gorontalo dan pempek dari Palembang.
“Di sini kita hadirkan berbagai makanan tradisional yang bukan khas Makassar saja, ada juga makanan tradisional dari luar Makassar seperti dari Pangkep, Gorontalo, Palembang. Ada juga dari China dan India,” sebut Amalia Malik, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dispar Makassar.
Event yang digelar selama dua hari ini (27-28/4/2019) di Goedang Popsa, menghadirkan 30 stan kuliner tradisional yang mengemas panganannya lebih ekslusif.
Lia, sapaan karibnya, menambahkan, berbeda dengan penyelenggaraan Makassar Traditional Food Vaganza 2018 yang mengambil lokasi outdoor, kali ini lokasi penyelenggaraan dilakukan indoor dan sengaja dipusatkan di salah satu tempat favorit anak muda milenial Makassar menghabiskan waktu, dengan tujuan agar generasi muda dapat mengenal lagi masakan dan kue-kue tradisional.
“Kita tahu tempat ini kebanyakan anak-anak milenial nongkrong. Jadi supaya mereka bisa lebih mengenal lagi, bisa mengetahui bahwa kue-kue tradisional itu seperti ini, kemasannya bagus dan rasanya juga enak. Karena sekarang sudah banyak yang tidak mengetahui makanan tradisional itu yang mana,” paparnya.
Lia berharap, kegiatan tahunan dari Dinas Pariwisata Kota Makassar ini bisa terus berjalan untuk mempertahankan keberadaan panganan tradisional ditengah merajalelanya makanan-makanan yang lebih modern.
Di tahun ketiga pelaksanaan Makassar Traditional Food Vaganza ini, Lia menilai ada perkembangan yang cukup baik pada sektor kuliner tradisional. Tidak hanya pada kemasan atau packaging yang lebih kekinian, namun juga perkembangan pada jumlah pelaku usahanya.
“Saya belum bisa memberikan data secara real, tetapi saya bisa melihat setiap tahunnya itu cukup berkembang. Kita bisa melihat bentuk-bentuknya yang lebih bagus dan jumlah pelaku usahanya juga ada peningkatan,” tutup Lia.
Hari pertama penyelenggaraan Makassar Traditional Food Vaganza 2019 ini, pengunjung juga dihibur oleh penampilan special dari Wake Up Irish!
Syamsi Nur Fadhila