BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Dalam lima tahun terakhir (Data BPS Sulsel) menyebutkan, ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) tumbuh signifikan, berada di atas pertumbuhan rata-rata secara nasional. Khusus di 2017, pertumbuhan ekonomi Sulsel mencapai 7,23 persen, atau nomor dua tertinggi secara nasional, di bawah Provinsi Maluku Utara. Sementara pada 2018, data menunjukkan pertumbuhan ekonomi daerah ini berada di kisaran 7,4 persen.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Sulsel, Dr. M. Iqbal Suhaeb menegaskan, pertumbuhan ekonomi Sulsel tidak pernah berada di bawah angka 7 persen. Kondisi ini terjadi karena dukungan sejumlah sektor unggulan, seperti perkebunan, industri pengolahan, perdagangan, dan kontruksi.
“Pada 2019 nanti, yang notabena tahun politik, kondisi perekonomian Sulsel ditarget makin membaik, meningkat menjadi 7,5 persen. Karena Sulsel memiliki dinamika politik yang tinggi,” ujarnya.
Menurut Iqbal, dari Rp 9,5 triliun jumlah Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Sulsel tahun 2018, beberapa sektor unggulan yang menjadi prioritas pemerintah, diantaranya standar pelayanan, kemudian infrastruktur, kesehatan, pertanian, dan kebutuhan pendukung lain.
“Dari jumlah total APBD Rp 9,5 triliun, sekitar 26 persen dialokasikan untuk belanja modal. Itu juga dominan untuk infrastruktur pembangunan jalan, gedung, peralatan untuk pembangunan jalan. Ada juga dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Bank Indonesia (BI), sebagaimana diungkapkan Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI, Dwityapoetra Soeyasa Besar, tetap optimis, pertumbuhan ekonomi Sulsel di 2019 akan menunjukkan tren positif. Adanya dukungan belanja modal pemerintah, tentu diyakin nantinya, akan mendukung pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan konsumsi lembaga usaha rumah tangga.
“Ekspor Sulsel juga semakin tumbuh, kecuali untuk komoditas kakao yang sedang kontraksi negatif. Untuk komoditas lainnya kan masih ok. Oleh karena itu, BI melihat potensi pertumbuhan ekonomi hingga akhir 2018, akan mencapai 7,4 persen. Apalagi di 2019, dengan beberapa tambahan kemampuan yang nantinya dilakukan pemerintah khususnya terkait dana desa, dana kelurahan, THR, Gaji 13 dan 14. Itu semua akan dapat meningkatkan konsumsi, baik konsumsi rumah tangga, maupun konsumsi pemerintah, ” jelas Dwityapoetra.
BI juga memprediksi, potensi ekspor di 2019 masih sangat baik. Itu artinya, kekuatan pendukung pertumbuhan ekonomi dari sisi ekspor masih kuat. Begitu juga investasi masih kuat, sehingga perekonomian Sulsel di 2019 diprediksi tumbuh optimis, dikisaran 7,2 persen hingga 7,8 persen.
Optimisme juga datang dari Kepala OJK Regional Vl Sulampua, Zulmi. Ia memprediksi, perekonomian Sulsel akan tumbuh di atas rata-rata tahun ini. Mengingat, proses pembangunan infrastruktur masih berlanjut, sebagaimana lima program kerja nyata Gubernur Sulsel.
Terkait kondisi politik, termasuk di 2019 yang menjadi tahun politik, dimana akan berlangsung pemilihan anggota legislatif dan pemilihan presiden. Zulmi menyatakan, kondisi tersebut memang merupakan salah satu tantangan dunia perbankan. Namun menurunya, pesta demokrasi biasanya justru dimanfaatkan banyak pihak untuk mengembangkan usaha.
“Dari segi keamanan, Sulsel sudah membuktikannya saat Pilkada lalu. Dimana, pilkada berlangsung sangat aman. Tentu harapannya di 2019 juga demikian,” sebutnya.
Zulmi menyarankan, pemerintah daerah juga mesti mempertimbangkan sumber pendanaan lain. Misalnya dengan mengaktifkan aplikasi daerah, yang berpotensi mendapat dukungan pendanaan bagi daerah, serta mengundang investor ke daerah./Komang Ayu