USIA 411 TAHUN, MAKASSAR MASIH 2 KALI TAMBAH BAIK

215
Pekerja sedang mengerjakan pemasangan Paving Block di jalan Cokonuri, Makassar.

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR —  Presiden Joko Widodo (Jokowi) memuji melesatnya pertumbuhan ekonomi Makassar, Sulawesi Selatan. Jokowi menyebut pertumbuhan ekonomi Makassar bukan hanya terbaik di Indonesia, tetapi sebagai salah satu yang tertinggi di dunia.

Menurutnya, sangat sulit sekali bisa mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, di tengah kondisi ekonomi global yang merosot, dan ekonomi dunia yang tidak stabil. Rata-rata pertumbuhan ekonomi negara-negara di Eropa dan Amerika, hanya berada di kisaran 1 – 2 persen.
`Kota Makassar merupakan salah satu wilayah yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) tahun 2017, pertumbuhan ekonominya mencapai 8,23 Persen.

Angka itu bahkan melampaui pertumbuhan ekonomi secara nasional. Dalam empat tahun terakhir (2014-2017), pertumbuhan ekonomi Makassar terus mengalami peningkatan.
Pertumbuhan ini didukung dengan terus meningkatnya sektor Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB sendiri merupakan salah satu indikator penting, untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku, maupun atas dasar harga konstan.
Dari data BPS Sulsel, PDRB atas dasar harga berlaku Kota Makassar dalam lima tahun terakhir (2013-2017) terus mengalami peningkatan. Peningkatan ini sebagian besar ditopang oleh industri pengolahan atau manufacturing.
Secara rinci, pada tahun 2013 PDRB atas dasar harga berlaku Kota Makassar sebesar Rp 88,36 juta. Dari angka tersebut, industri pengolahan, menyumbang 19,98 persen, atau sebesar Rp 17,65 juta.

Tahun 2014, dari Rp 100 juta lebih, industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar 20,3 persen atau sekitar Rp 20,38 juta. Sementara ditahun 2015, industri pengolahan menyumbang Rp 23,2 juta, atau 20,28 persen dari total PDRB atas dasar harga berlaku Kota Makassar sebesar Rp 114 juta lebih.
Di tahun 2016 sendiri, PDRB atas dasar harga berlaku Kota Makassar mencapai Rp 128 juta. Lagi-lagi industri pengolahan menjadi penopang terbesar, dengan persentase 20,56 persen atau sebesar Rp 26,4 juta.
Tahun 2017, industri pengolahan menyumbang Rp 28,42 juta, atau 19,86 persen dari total PDRB atas dasar harga berlaku sebesar Rp 143 juta.
Bukan hanya sampai disitu, industri pengolahan juga menjadi penopang selama lima tahun terakhir, pada PDRB atas dasar harga konstan Kota Makassar, yang setiap tahunnya terus mengalami peningkatan./Komang Ayu

Baca Juga :   Geliat Perhotelan Sulsel di Momen Perayaan 17 Agustus