BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Dalam budaya Korea, pohon pinus melambangkan cinta abadi alias everlasting love. Pohon yang tumbuh menjulang tinggi, melambangkan cinta sejati yang tidak bercabang-cabang, lurus, sekaligus kokoh.
Karena itu beberapa drama Korea seperti Winter Sonata, menjadikan pohon pinus sebagai simbol kisah mereka. Nah, bagi Anda yang sedang PDKT dengan seseorang, tidak ada salahnya ajak dia jalan-jalan ke hutan pinus. Selain bisa memenukan suasana yang nyaman, juga bisa berkisah tentang filosofi cinta ala pohon pinus.
Di Yogyakarta terdapat banyak destinasi wisata yang menawarkan keindahan hutan pinus. Salah satunya bernama Puncak Becici, dimana wisatawan bisa menyaksikan senja yang indah sekaligus romantis dari tempat tersebut. Beberapa waktu lalu, penulis bersama manajemen Pertamina MOR VII, mengunjungi tempat tersebut, dalam rangkaian media gathering.
Tempat wisata ini menawarkan banyak hal untuk para penggunjung yang menyukai ecowisata, seperti alamnya yang masih alami dan hijau, udara yang masih segar dan dingin, ketenangan di tengah-tengah hutan pinus, dan juga bisa merasakan sensasi naik ke atas pohon atau gardu pandang, sembari memandangi keindahan alam dari atas pohon seperti yang ada di Kali Biru, Kulonprogo.
Untuk bisa naik ke atas pohon tersebut, penggunjung harus berjalan sekitar 100 meter terlebih dahulu dari parkiran ke Puncak Becici. Namun perjalanan menuju puncak tidak akan terasa jauh, karena kawasan hutan pinus telah ditata dengan apik, sehingga penggunjung berjalan membelah hutan pinus dengan tenang, sembari menikmati suasana hutan pinus hingga sampai ke puncak.
Puncak Becici berada di Gunungcilik RT. 07 / RW. 02, Muntuk, Dlingo, Muntuk, Dlingo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Diperlukan waktu sekitar satu jam menuju lokasi ini dari pusat Kota Yogyakarta mengunakan kendaraan pribadi.
Puncak Becici memiliki hutan pinus seluas 4,4 hektar dengan hawa yang sejuk. Pada sore hari, pengunjung bisa menikmati sunset. Dari sini pula, pengunjung bisa melihat kecantikan Candi Prambanan bagian utara serta indahnya pantai selatan.
Lokasi yang dikelola sekitar 40 warga ini, dulunya hanya hutan pinus yang disadap getahnya. Setelah dikelola sebagai lokasi wisata di akhir 2015, tidak ada lagi penyadapan pohon pinus. Mereka fokus mengelola pariwisata.
Pada Senin-Jumat, jumlah kunjungan ke Puncak Becici 700 orang per hari. Jumlah ini meningkat di Sabtu-Minggu dan hari libur, menjadi 1.500 pengunjung. Untuk menikmati keindahan alam di Puncak Becici, pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk Rp 2.000, parkir roda doa Rp 2.000, mobil Rp 5.000, dan bus Rp 20.000. / Nur Rachmat