BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Badan Pusat Statistik (Badan Pusat Statistik) mencatat nilai impor Sulsel periode Agustus 2018 mengalami peningkatan sebesar 6,95%, bila dibandingkan torehan bulan sebelumnya. Kondisi itu salah satunya dipengaruhi lonjakan impor komoditas gula dan kembang gula, hingga puluhan ribu persen.
“Nilai impor barang yang dibongkar lewat beberapa pelabuhan di Sulsel, pada Agustus 2018 mencapai US$106,30 juta. Terjadi peningkatan 6,95% bila dibandingkan nilai impor Juli 2018 yang mencapai US$ 99,40 juta,” kata Akmal, Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sulsel.
Berdasarkan data BPS, salah satu komoditas yang peningkatan nilai impornya sangat signifikan dan mencolok adalah gula dan kembang gula. Dari US$0,04 juta pada Juli 2018 menjadi US$17,98 juta, atau terjadi peningkatan menembus 43.381,58%. Adapun kontribusi impor gula dan kembang gula untuk Sulsel berkisar 16,91%.
Kontribusi komoditas gula dan kembang gula untuk impor Sulsel berada di urutan kedua. Di urutan pertama, tambah Akmal, masih komoditas bahan bakar mineral yang mencapai US$36,92 juta. Meski demikian, terjadi penurunan nilai impor bahan bakar mineral sebesar 25,37%, dimana Juli 2018 mencapai US$49,47 juta.
Masih merujuk data BPS, sejumlah komoditas yang selama ini menjadi primadona impor mengalami penurunan, kecuali gula dan kembang gula. Selain bahan bakar mineral, penurunan juga terjadi pada komoditas gandum-ganduman (-40,16%); mesin/peralatan listrik (-20,96%) serta ampas dan sisa industri makanan (-56,89%).
Menurut Akmal, lima komoditas utama yang diimpor Sulsel periode Agustus 2018 masih berkutat pada bahan bakar mineral; gula dan kembang gula; gandum ganduman; pupuk; dan ampas/sisa industri makanan. Masing-masing memiliki distribusi persentase sebesar 34,73%, 16,91%, 11,93%, 7,70% dan 5,28%. /Komang Ayu