BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam perekonomian masyarakat Indonesia. Perhatian tinggi kepada pelaku UMKM tersebut tidak lain sebagai wujud pemerintah dalam menyangga ekonomi rakyat kecil. Apalagi, UMKM mampu memberi dampak secara langsung terhadap kehidupan masyarakat di sektor bawah.
Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi pionir upaya pencapaian jumlah wirausahawan baru di atas 2% dari jumlah penduduk. Sejumlah program terobosan terus dilakukan berbagai stakeholder, khususnya di kalangan anak muda. Melalui sinergi yang baik antara pemerintah, asosiasi pengusaha, perguruan tinggi, komunitas dan media, mendorong lahirnya anak-anak muda yang berperan sebagai pencipta lapangan kerja (job creator), bukan anak muda pencari kerja (job seeker).
Pemprov Sulsel melalui Dinas Koperasi dan UKM, sejak 2014 telah melaksanakan program penciptaan wirausaha muda di tiap desa. Program unggulan ini menargetkan 20 wirausahawan muda setiap desa selama lima tahun, atau 100 wirausaha baru per desa.
Dinas Koperasi dan UKM Sulsel membuat gebrakan dengan hadirnya sekolah wirausaha muda. Menyasar siswa pada jenjang sekolah lanjutan atas, dengan nama YESS (Young Entrepreneur School Sulawesi Selatan) yang resmi berjalan sejak Februari 2018.
“Program YESS adalah pendidikan informal yang fokus pada pengembangan entrepreneurship, berorientasi menanamkan jiwa entrepreneur, menciptakan pengusaha-pengusaha baru, dan membuka kesempatan kerja bagi orang lain,” jelas Abdul Malik Faisal, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulsel.
Program berdurasi tiga bulan setiap angkatan, dikemas dalam sebuah program pelatihan rutin dari para mentor, trainer dan coach bisnis, ditunjang pendampingan secara intensif. Dengan pembelajaran 20 persen teori dan 80 persen praktek, diharapkan tercipta entrepreneur muda, yang mampu menggerakkan perekonomian dan menebar rahmat bagi orang lain.
Salah satu pengusaha muda asal Kabupaten Enrekang yang sukses pasca mengikuti program YESS, ST Jawira mengungkapkan, pada 2016 saat ia menempuh pendidikan SMA di Makassar, sempat berdiskusi dengan orang tuanya untuk membuka usaha kecil-kecilan. Tujuannya agar bisa membantu pembayaran sekolah.
“Kebetulan tetangga saya di Enrekang memiliki pertenakan sapi perah, untuk dijadikan makanan khas Enrekang, Dangke. Dari situ, saya berpikiran menjadikan dangke sebagai cemilan. Ini sesuatu yang unik, apabila dikemas menarik tentu akan tercipta cemilan kekinian dengan citarasa lokal. Makanya saya membuka usaha itu,” jelas Jawira.
Diakui siswi SMA ini, banyak tantangan atau kendala yang dilalui untuk membesarkan usaha jualan keripik dangke. Seperti masalah modal, pemasaran dan perizinan. Bahkan usaha berjualan cemilan dangke yang sudah dijalankan dengan kerja keras itu pernah terpaksa harus ditutup, dan tidak berproduksi lagi.
“Akhirnya saya ikut program YESS yang diselenggarakan Dinas Koperasi dan UMKM Sulsel. Belajar di YESS, telah mengubah pola pikir saya, wirausaha itu sangat menjanjikan untuk masa depan. Juga bisa bermanfaat dengan menciptakan lapangan kerja,” ujar Jawira
Di YESS gadis yang menggunakan hijab ini mendapat banyak ilmu, mulai dari teknik pemasaran produk, hingga membuat kemasan yang menarik. Dengan semangat dan optimisme tinggi, Jawira sekarang sudah bisa membayar uang sekolah sendiri, tanpa menyusahkan orang tuanya di kampung. Bahkan, kini ia sudah bisa membelikan orang tuanya dua ekor sapi, untuk modal usaha.
Susu sapi sebagai bahan baku utama pembuatan dangke, tidak lagi dibeli dari tetangganya yang merupakan pengusaha dangke. Sekarang susu sapi itu diambil dari orang tuanya sendiri. Bahkan, ia pun sudah membantu orang tuanya menjadi pengusaha susu sapi, tidak lagi menjadi pekerja di perusahaan milik orang lain.
Bukan hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, Jawira juga sudah membantu dua orang rekannya yang bersama-sama merintis usaha yang dijalani. mereka, juga sudah bisa membayar uang sekolah sendiri, dan sudah bisa membuka lapangan kerja untuk sejumlah warga di kampungnya.
Melihat manfaat dari program YESS yang telah dijalankan Dinas Koperasi dan UKM Sulsel, Jawira berharap semakin banyak anak muda yang bisa ikut program tersebut. Tujuannya untuk menyiapkan generasi muda unggul dan mandiri.
Melihat produktivitas usaha keripik dangke yang dimiliki Jawira, ia semakin optimis siap bersaing di kancah nasional, untuk menggerakkan perekonomian Indonesia.
“Jangan takut jatuh, karena yang tidak pernah memanjatlah yang tidak pernah jatuh. Jangan takut gagal berwirausaha, karena yang tidak pernah gagal hanyalah orang-orang yang tidak pernah melangkah,” tuturnya penuh keyakinan. /Komang Ayu