Gini Ratio Sulsel Turun, Ketimpangan di Desa Justru Naik

209
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sulsel (BPS) Sulsel, Gini Ratio pada turun, namun ketimpangan di desa meningkat.

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR —  Gini Ratio Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Maret lalu tercatat sebesar 0,397, angka tersebut turun dibandingkan September 2017 maupun Maret 2017. Gini Ratio di Sulsel ini berfluktuasi dari waktu ke waktu..

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sulsel (BPS) seperti yang dipublikasi melalui website resminya, diketahui Gini Ratio pada September 2013 tercatat sebesar 0,392 dan meningkat hingga September 2014 menjadi 0,448. Gini ratio menurun kembali menjadi 0,424 pada Maret 2015. Dan 2018 kembali turun jika dibandingkan 2017.

Gini Ratio menjadi salah satu ukuran ketimpangan di suatu daerah. Nilai Gini Ratio berkisar antara 0-1. Semakin tinggi nilai Gini Ratio menunjukkan ketimpangan yang semakin tinggi.
Sementara itu, berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2017-Maret 2018 Gini Ratio di daerah perkotaan mengalami penurunan dari 0,410 pada Maret 2017 menjadi 0,392 pada Maret 2018. Namun berbanding terbalik dengan daerah perdesaan, yang justru mengalami kenaikan nilai Gini Ratio, dari 0,348 pada Maret 2017 menjadi 0,361 pada Maret 2018.

Adapun ukuran ketimpangan berdasarkan persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah, atau yang dikenal dengan ukuran Bank Dunia, menunjukkan pada Maret 2018, persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 16,30 persen, yang berarti ada pada kategori ketimpangan sedang. Kondisi ini menunjukkan adanya kenaikan dibanding kondisi Maret 2017 yang besarnya 15,82 persen.

Berdasarkan daerah tempat tinggal, persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah di daerah perkotaan tercatat sebesar 16,09 yang berarti ada pada kategori ketimpangan sedang. Kondisi ini juga mengarah kepada kenaikan distribusi pengeluaran dibanding kondisi Maret 2017 yang sebesar 14,76 persen.

Baca Juga :   Pertamina Patra Niaga Sulawesi Sesuaikan Harga BBM Non Subsidi

Sementara di daerah perdesaan, persentase pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah tercatat sebesar 18,00 persen yang berarti juga ada pada kategori ketimpangan rendah tetapi angkanya juga menurun dibandingkan kondisi Maret 2017./Komang Ayu